DOHA, KOMPAS.TV - Pertandingan Piala Dunia Qatar 2022 antara Iran vs Amerika Serikat (AS) yang akan dilangsungkan pada Rabu (30/11/2022) telah ramai diantisipasi sebelum turnamen bergulir. Pertandingan dua tim ini ditunggu bukan karena nuansa keolahragaan, melainkan karena perselisihan politik antara kedua negara.
Di Qatar 2022, tensi politik antara Iran dan AS pun sudah memanas sebelum keduanya bertemu di partai terakhir fase grup. Gara-garanya, akun media sosial AS menghilangkan simbol di tengah bendera Iran yang dibuat usai Revolusi Islam 1979.
Unggahan media sosial tersebut kini telah dihapus dan pelatih Timnas AS, Gregg Berhalter minta maaf. Namun, insiden itu menggarisbawahi hubungan tegang Iran vs AS yang masih berlanjut hingga kini.
Lalu, bagaimana sejarah perselisihan politik Iran vs AS hingga membuat pertandingan Piala Dunia 2022 antara keduanya justru panas di luar lapangan?
Berikut sejarah singkat perselisihan politik antara Iran dan Amerika Serikat.
Melansir Al Jazeera, kebanyakan pakar berpendapat bahwa rivalitas Teheran vs Washington berawal dari kudeta di Iran pada 1953 yang didalangi CIA. Kudeta ini menggulingkan perdana menteri Iran yang terpilih secara demokratis, Mohammad Mossadegh usai ia berupaya menasionalisasi industri minyak Iran.
Baca Juga: Iran vs Amerika Serikat, Duel Sepak Bola yang Penuh dengan Ketegangan Politik
Kudeta itu membuat pemimpin monarki Iran, Syah Mohammad Reza Pahlevi kembali ke tampuk kekuasaan. Pada 2013, CIA pun mengonfirmasi keterlibatannya dalam peristiwa ini.
"Kudeta itu adalah awal dari sekuens tragedi yang menghalau AS dan sekutunya di Timur Tengah hingga hari ini," kata bekas agen CIA, Robert B. Baer pada 2013 silam.
"Itu adalah sumber kunci sentimen anti-Amerika yang meletus selama Revolusi Iran 1979," lanjutnya.
Kembali berkuasanya Pahlevi membuat Iran mengubah haluan politik menjadi pro-Amerika. Selama kekuasaan Pahlevi, Iran berhubungan mesra dengan AS selama kurang-lebih dua dekade hingga revolusi meletus.
Pemerintahan monarki Syah Reza Pahlevi digulingkan melalui Revolusi Islam yang meletus pada 1979. Revolusi ini sekaligus menghasilkan pemerintahan teokratis Iran yang bertahan hingga sekarang.
Sumber : Kompas TV/Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.