Selama ia menjabat sebagai Menteri Keuangan, Malaysia menikmati kemakmuran dan pertumbuhan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Bahkan pada 1996, publikasi keuangan Asiamoney menempatkannya sebagai Menteri Keuangan Terbaik.
Anwar sendiri diangkat sebagai Wakil Perdana Menteri pada 1993, setelah Mahathir menjadi Perdana Menteri Malaysia.
Bahkan Anwar sempat menjadi PM sementara Malaysia pada 1997, ketika Mahathir mengambil liburan selama dua bulan.
Ketika itu Anwar mengambil langkah radikal, yang bertentangan dengan kebijakan Mahathir.
Anwar ingin mengubah mekanisme pemerintahan Malaysia, khususnya terkait bagaimana Malaysia merespons krisis ekonomi yang terjadi pada 1997.
Sejak itu hubungan Mahathir dan Anwar pun memburuk, yang berujung pemecatannya dari kabinet pada 1998.
Anwar kemudian diperiksa atas tuduhan melakukan sodomi, sebuah aksi yang ilegal di Malaysia.
Ia kemudian ditangkap pada 20 September 1998, dan ditahan tanpa pengadilan di bawah Undang-Undang (UU) Keamanan Internal yang terkenal kontroversial.
Ia pun kemudian dihukum penjara selama 6 tahun pada April 1999 atas kasus tersebut.
Namun, Pengadilan Federal kemudian membatalkan tuduhan terhadapnya dan Anwar dibebaskan dari penjara pada 2 September 2004.
Ia juga sempat kembali dituduh melakukan sodomi pada 2008. Anwar pun dijatuhi hukuman penjara selama 5 tahun atas tuduhan itu, namun kemudian dibebaskan pada 2018.
Anwar juga diketahui memiliki kedekatan dengan Indonesia setelah dirinya dipecat sebagai wakil Perdana Menteri.
Pada 2013 lalu, Anwar Ibrahim sempat mengungkapkan keyakinannya bahwa hubungan Indonesia dan Malaysia yang sempat memburuk bisa kembali membaik.
Baca Juga: Arab Saudi Banjir Bandang, Dua Orang Tewas dan Sekolah serta Jalan ke Mekah Ditutup
“Saya merasa yakin masalah antara Indonesia dan Malaysia bisa diselesaikan dengan seharusnya,” ujar Anwar ketika itu.
“Sangat tak mungkin mengatasi semua masalah bersamaan, tetapi kita bisa meredam kedua negara untuk menjadi teman yang sebenarnya,” ujarnya.
Anwar juga sempat mengunjungi Presiden Jokowi pada 2018 lalu, dengan maksud memperkuat hubungan bilateral antara Malaysia dan Indonesia.
Ketika itu, ia baru saja terpilih sebagai presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR).
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.