BERLIN, KOMPAS TV — Pencuri yang mendobrak masuk ke museum Jerman selatan dan mencuri ratusan koin emas kuno masuk dan keluar dalam sembilan menit tanpa membunyikan alarm, kata para pejabat keamanan Jerman, Rabu (23/11/2022). Insiden itu dipandang sebagai pencurian profesional perbuatan penjahat terorganisir.
Kepolisian Jerman meluncurkan perburuan internasional untuk para pencuri dan jarahan mereka, yang terdiri dari 483 koin emas Celtic dan sebongkah emas mentah yang ditemukan selama penggalian arkeologi di dekat kota Manching pada tahun 1999.
Guido Limmer, wakil kepala Kantor Polisi Kriminal Negara Bagian Bavaria, menggambarkan bagaimana pada Selasa (22/11) dini hari pukul 01:17 waktu setempat, kabel terputus di pusat telekomunikasi sekitar satu kilometer dari Museum Celtic dan Romawi di Manching, memutus jaringan komunikasi di wilayah tersebut.
Sistem keamanan di museum mencatat sebuah pintu dibuka paksa pada pukul 1:26 pagi, dan kemudian pencuri pergi lagi pada pukul 1:35 pagi, kata Limmer. Dalam sembilan menit itulah, pelakunya menghancurkan lemari pajangan dan mengambil harta karun itu.
Limmer mengatakan ada "kesejajaran" antara pencurian di Manching dan pencurian permata tak ternilai di Dresden dan koin emas besar di Berlin dalam beberapa tahun terakhir. Kedua insiden pencurian itu dituding dilakukan oleh keluarga kriminal yang berbasis di Berlin.
"Apakah ada hubungannya, kita tidak bisa mengatakannya," tambahnya. "Kami berhubungan dengan rekan kerja untuk menyelidiki semua kemungkinan dan semua sudut."
Baca Juga: Arkeolog Temukan Harta Karun Koin Emas Celtic Berusia 2.000 Tahun,
Menteri Ilmu Pengetahuan dan Seni Bavaria, Markus Blume, mengatakan bukti-bukti menunjukkan pencurian tersebut karya para profesional.
"Jelas Anda tidak berbaris ke museum dan membawa harta karun ini begitu saja," katanya kepada penyiar publik BR.
"Museum ini sangat aman dan karena itu, ada kecurigaan bahwa kami berurusan dengan kasus kejahatan terorganisir."
Namun, para pejabat mengakui bahwa tidak ada penjaga di museum.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.