Tiba di Bangkok pada hari Kamis menjelang Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC pada hari Jumat dan Sabtu, Xi mengadakan pertemuan dengan beberapa pemimpin regional, termasuk Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
Xi juga akan bertemu dengan pemimpin Selandia Baru Jacinda Ardern pada hari Jumat, dan Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha pada hari Sabtu.
Pada Kamis, Menteri Luar Negeri AS Antony J Blinken mengatakan bahwa menjaga jalur komunikasi terbuka antara AS dan China sangat penting untuk menghindari konflik serta untuk bekerja sama menghadapi tantangan seperti krisis iklim dan keamanan kesehatan.
“Tidak satu pun dari negara kita, atau negara lain mana pun, yang dapat menyelesaikan (tantangan ini) sendirian,” katanya, berbicara kepada wartawan setelah pertemuan tingkat menteri APEC.
Baca Juga: Usai G20, Presiden Jokowi dan Presiden China Xi Jinping Hadiri Puncak KTT APEC di Bangkok
Perwakilan Dagang AS Katherine Tai juga mengatakan dampak geopolitik dan krisis iklim saat ini mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap sistem ekonomi global, dan APEC berada dalam posisi untuk membangun ekonomi yang lebih tahan lama dan tangguh.
Secara khusus, AS berkomitmen untuk bekerja sama dengan ekonomi APEC di dua bidang, yaitu melindungi lingkungan dan mengatasi tantangan bersama seperti gangguan rantai pasokan dan ketidaksetaraan ekonomi.
“Kebijakan perdagangan yang tepat dapat memfasilitasi akses ke barang dan jasa rendah emisi, mendorong investasi dan teknologi ramah iklim, serta membantu mendorong perlindungan lingkungan,” katanya.
Selama pertemuan tingkat menteri APEC, yang merupakan pendahuluan dari pertemuan para pemimpin APEC, para menteri dari 21 negara anggota sepakat untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan saat mereka bekerja menuju kawasan perdagangan bebas di Asia-Pasifik.
Menurut Wakil Perdana Menteri Thailand dan Menteri Perdagangan Jurin Laksanawisit, para menteri setuju untuk mendorong Model Ekonomi Hijau Bio-Circular yang berasal dari Thailand, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi diterapkan untuk memanfaatkan sumber daya secara efisien dan memulihkan lingkungan, dan untuk membantu bisnis untuk berkembang.
Pertemuan Bangkok adalah yang terakhir dari tiga pertemuan puncak yang menarik para pemimpin global ke Asia Tenggara selama seminggu terakhir. Yang pertama adalah KTT ASEAN di Phnom Penh, yang berakhir pada 13 November, diikuti KTT G-20 di Bali yang berakhir pada Rabu.
Diskusi tentang pemulihan ekonomi pasca-pandemi di forum-forum ini diselimuti oleh hubungan AS-Tiongkok yang semakin rapuh dan perang Ukraina-Rusia, yang menyebabkan harga makanan, bahan bakar, dan produk pertanian melonjak di seluruh dunia.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.