Selain APEC, Xi Jinping juga melakukan kunjungan resmi ke Thailand.
Thani dari Kementerian Luar Negeri menggambarkan kunjungan Xi sebagai "sangat signifikan" karena datang segera setelah Partai Komunis China mengadakan kongres setiap lima tahun dan memberi Xi masa jabatan ketiga yang jarang terjadi sebagai pemimpin.
Kementerian Luar Negeri China hari Rabu, (16/11/2022) mengkonfirmasi bahwa Xi Jinping akan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida selama pertemuan APEC.
Kedua kekuatan Asia itu punya sejarah hubungan yang tegang, warisan agresi Jepang pada Perang Dunia II yang diperparah oleh sengketa teritorial dan kekuatan militer China yang terus meningkat.
"Ini akan menjadi pertemuan resmi pertama antara kedua pemimpin dan sangat penting," kata juru bicara kementerian Mao Ning di Beijing.
Meskipun Biden menghadiri dua pertemuan multilateral lainnya baru-baru ini di kawasan itu, KTT ASEAN di Kamboja dan KTT Kelompok G20 di Indonesia, Biden menghadapi kritik bahwa dengan tidak datang ke APEC, dia memberi tempat bagi China dalam kompetisi tersebut untuk mendapat untuk dan memperdalam pengaruh di Asia Tenggara.
Pejabat AS mengatakan Washington menunjukkan keseriusan dalam hubungannya dengan Asia Tenggara dengan seringnya kunjungan anggota Kabinet termasuk Menteri Pertahanan Lloyd J. Austin III dan berbagai pejabat senior penting.
Baca Juga: AS Jelaskan Alasan 5 dari 21 Negara Walk Out saat Rusia Berpidato pada Forum APEC Minggu Lalu
Sebagai tuan rumah, Thailand mengundang tiga tamu istimewa ke pertemuan tersebut: Presiden Prancis Emmanuel Macron, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman yang juga perdana menteri Arab Saudi, dan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, mewakili ASEAN.
Hun Sen tidak akan hadir setelah dinyatakan positif Covid-19.
Bagi Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, tamu yang paling disambut mungkin adalah pemimpin Saudi, yang melakukan kunjungan resmi untuk membantu memulihkan hubungan persahabatan dengan Thailand setelah puluhan tahun mengalami gangguan karena pencurian perhiasan kerajaan Saudi dan pembunuhan yang belum terpecahkan atas Diplomat Saudi di Bangkok.
"Ini adalah kesempatan bagus, bahwa Mohammed bin Salman mengunjungi Thailand dan kedua negara akan melanjutkan hubungan ekonomi yang baik setelah lebih dari 30 tahun," kata ketua Kamar Dagang Thailand, Sanan Angubolkul, kepada The Associated Press.
"Menerima presiden Prancis bergabung dengan kami juga menunjukkan betapa pentingnya wilayah ini."
Situasi umum politik internasional menunjukkan bahwa pertemuan tersebut tidak akan berjalan mulus.
Potensi gangguannya menjadi jelas selama pertemuan tingkat menteri APEC awal tahun ini, tidak ada yang mampu mengeluarkan pernyataan konsensus karena ketidaksepakatan apakah akan menyebutkan perang Rusia di Ukraina.
Baca Juga: Jokowi Mengajak Negara APEC Fokus pada 3 Hal untuk Bangkit Bersama
Sementara itu, mereka yang skeptis meragukan pertemuan itu akan menghasilkan banyak hal.
“APEC ini hanyalah kesempatan berfoto bagi para pemimpin. Agendanya kurang menarik perhatian dibandingkan KTT ASEAN dan G-20,” kata Virot Ali, seorang ilmuwan politik di Universitas Thammasat Thailand,.
“Saya kira kita tidak akan melihat kemajuan apa pun dari APEC. Geopolitik saat ini, perang dagang, Covid-19, dan perang Rusia-Ukraina adalah masalah yang lebih diperhatikan dan dirasakan dampaknya oleh orang-orang,” katanya.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.