BALI, KOMPAS.TV - Indonesia dinilai sukses memimpin Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di tengah situasi sulit dan ketegangan politik.
Tak hanya itu Indonesia mendapat apresiasi lantaran berhasil menggiring pencapaian kesepakatan akhir KTT G20.
Penilaian tersebut disampaikan Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau saat konferensi pers selepas pertemuan puncak G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (16/11/2022).
Trudeau menilai tidak mudah untuk membuat kesepakatan di forum G20, Khususnya soal isu-isu tertentu yang berdampak kepada perekonomian dunia, melibatkan banyak aktor, dan saat negara-negara punya perspektif berbeda.
Baca Juga: Utamakan Pembahasan Ekonomi Global pada Masa Sulit, Rishi Sunak Puji Presidensi G20 Indonesia
Namun, berkat upaya yang dilakukan oleh Indonesia, seluruh anggota G20 dapat menemukan mufakat.
"Dan sekali lagi kita harus mengakui kepemimpinan Presiden Joko Widodo, karena atas kepemimpinannya seluruh anggota G20 dapat menemukan mufakat," ujar Trudeau, dikutip dari Antara.
Deklarasi Bali, kata Trudeau, berhasil memuat pernyataan sikap yang tegas. Seperti dalam menyikapi invasi Rusia di Ukraina berikut dampaknya yang dapat memicu krisis pangan dan perekonomian dunia.
Selain itu Deklarasi Bali juga memuat sejumlah target yang cukup ambisius, khususnya target-target yang berkaitan dengan aksi iklim dan arsitektur kesehatan global.
Baca Juga: Kremlin Puas dengan Deklarasi KTT G20, Ini Poin yang Sempat Jadi Perdebatan Sengit
Kanada, juga memahami berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia maupun negara-negara lain di dunia.
Seperti perubahan iklim, ketahanan energi, upaya mewujudkan dunia tanpa emisi atau rendah emisi, upaya menciptakan lapangan kerja yang layak menjadi contoh tantangan dihadapi Indonesia maupun negara-negara lain di dunia.
"Itu menjadi masalah yang kami bahas bersama, dan kami berupaya mengatasi itu," ujar Trudeau.
Adapun KTT G20 menghasilkan kesepakatan yang terangkum dalam Deklarasi Bali.
Baca Juga: Pemimpin Negara G20 Sepakat Perang Rusia-Ukraina Dihentikan, Jokowi: Diskusi Berlangsung Sangat Alot
Dokumen yang terdiri atas 52 paragraf itu memuat pernyataan sikap bersama G20 terhadap sejumlah isu terkait ketahanan pangan dan energi, arsitektur kesehatan global, dan transformasi digital.
Melalui Deklarasi Bali, G20 sepakat mendesak Rusia menghentikan agresinya dan keluar dari wilayah Ukraina.
Meskipun para pemimpin negara menyadari G20 bukan forum untuk membahas dan berdiskusi mengenai isu keamanan, mereka sepakat masalah keamanan tetap memengaruhi situasi perekonomian global.
Negara-negara anggota G20 menegaskan penting menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral yang memelihara perdamaian dan stabilitas.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.