"Semua masalah ada pada pihak Ukraina, yang dengan tegas menolak negosiasi dan mengedepankan kondisi yang jelas tidak realistis," kata Lavrov kepada wartawan.
Dia mengatakan telah mengajukan posisi itu selama pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan dirinya juga telah menjelaskan posisi Rusia selama pembicaraan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Pejabat Rusia dan Ukraina mengadakan beberapa putaran negosiasi selama tahap awal konflik, termasuk pertemuan yang diselenggarakan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang berakhir tanpa kesepakatan untuk menghentikan pertempuran.
Baca Juga: Ekspresi Para Pemimpin Negara G20 Nikmati Pertunjukan Budaya Saat Gala Dinner di GWK Bali
Bersama dengan PBB dan Turki, Rusia dan Ukraina musim panas ini menandatangani kesepakatan untuk membuka blokir beberapa pelabuhan Ukraina, memungkinkan ekspor biji-bijian dari salah satu produsen terbesar dunia.
Tetapi pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Kiev tidak dapat mengadakan negosiasi damai dengan Moskow selama Putin tetap berkuasa.
“Scholz dan Macron sangat menyadari bahwa proses ini dihalangi oleh Ukraina, yang, termasuk melalui undang-undang, dengan dekrit yang diterbitkan Zelenskyy yang melarang negosiasi dengan Federasi Rusia,” kata Lavrov, menambahkan bahwa “ini bukan pertanyaan untuk (Rusia)”.
"Kami ingin melihat bukti nyata bahwa Barat sangat tertarik untuk mendisiplinkan Zelenskyy dan menjelaskan kepadanya bahwa ini tidak dapat berlanjut, ini bukan untuk kepentingan rakyat Ukraina," kata Lavrov.
Putin terpaksa tidak hadir di KTT G20 karena harus mengurus serangkaian kekalahan medan perang yang memalukan dan perang yang mengancam masa depan pemerintahannya.
Zelenskyy, sementara itu, menyampaikan seruan video kepada para pemimpin G20, meminta mereka untuk menekan Rusia agar menarik pasukannya setelah hampir sembilan bulan pertempuran.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.