Permasalahan geopolitik yang dimaksud adalah penyerangan Rusia ke Ukraina, yang terjadi sejak akhir Februari lalu.
Apalagi, penyerangan tersebut juga berimbas pada perekonomian dunia.
Sejumlah sanksi yang diberikan kepada Rusia atas penyerangan tersebut, banyak yang akhirnya menimbulkan kerugian pada Eropa dan dunia.
Khususnya terkait pasokan gas dan minyak Eropa, yang sebagian besar berasal dari Rusia.
Soal permasalah geopolitik yang membayangi KTT G20 juga diakui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang menyebut, Indonesia sebagai tuan rumah memiliki peran untuk menyelesaikan tantangan dari berbagai bidang secara bersama-sama.
“Indonesia yang memegang Presidensi G20, dari awal sudah disampaikan mengenai tema “Recover Together, Recover Stronger”. Ini artinya kita ingin menjaga forum G20 sebagai global economic premier forum,” kata Sri Mulyani dalam Kompas Petang di Kompas TV, Jumat (11/11).
Baca Juga: Resmi! Putin Tak akan Hadir di KTT G20 di Bali, Alasannya Harus Tinggal di Rusia
Namun, semua ini tidak mudah, kata Sri Muyani. Ada tantangan besar, yakni tendensi geopolitik dan meningkatkan tensi konflik antar negara, termasuk perang Ukraina-Rusia.
Dalam hal ini, Indonesia berperan sebagai jembatan untuk mengatasi perbedaan yang ada antara negara-negara yang hadir.
“Itu tidak mudah, dengan tendensi geopolitik yang meningkat dan tensi konflik, seperti perang di Ukraina. Indonesia menjembatani berbagai perbedaan dan sisi ketegangan politik, bahkan keamananan, itu menjadi tugas yang luar biasa,” jelas Menkeu.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Pravda
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.