Sedangkan pengguna Twitter lainnya menyebut karikatur tersebut menjijikkan.
Sementara yang lainnya mengungkapkan bagaimana media dan pemerintah Prancis rasis dan mengidap islamofobia permanen.
“Mereka hanya tak bisa menerima bahwa negara muslim menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA,” kata salah seorang pengguna Twitter.
Qatar pun merespons kontroversi tersebut, dan meminta Prancis menunjukkan sedikit sportivitas.
“Satir pedas diterima, tetapi mingguan Prancis menggunakan kebohongan, kebencian, dan dendam untuk menyerang Qatar serta merendahkannya,” kata Presiden Perpustakaan Nasional Qatar Hamad Al-Kawari.
Al-Kawari bukan satu-satunya pejabat tinggi Qatar yang mengecam hinaan yang ditujukan kepada negara tersebut.
Pada Oktober, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani mengecam kritikan-kritikan yang diarahkan kepada negaranya yang tak pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga: Tentara Rusia Mundur dari Kherson, Zelenskyy Malah Minta Rakyat Ukraina Waspada
Ia menekankan badai kritikan muncul setelah Qatar terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
“Sejak memenangi kehormatan untuk mengadakan Piala Dunia di Qatar, kami telah menjadi sasaran kritikan yang tak pernah diterima oleh negara tuan rumah lainnya,” tuturnya.
Emir Qatar mengatakan bahwa negaranya menangani beberapa kritik dengan positif karena membantu negara untuk mengembangkan aspek yang perlu dikembangkan.
Namun ia menyesalkan munculnya kampanye anti-Qatar hingga tingkat "ganas yang sayangnya membuat banyak orang bertanya, mengenai alasan dan motif sebenarnya di balik kampanye ini."
Sumber : Morocco World News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.