Pemerintah menyebut tuduhan itu tidak berdasar, dengan mengatakan mereka sudah memerintahkan penyelidikan tingkat tinggi dan penyerang sedang diinterogasi.
Polisi masih menanyai tersangka penyerang, yang dalam video mengatakan dia melakukan penembakan dan bertindak sendiri.
Menteri Pertahanan Khawaja Mohammad Asif hari Jumat mengatakan pemerintah Punjab menjatuhkan skorsing terhadap pejabat polisi yang merilis video tersebut ke media.
Serangan itu terjadi saat mantan bintang kriket yang menjadi politisi itu sedang melakukan perjalanan dalam konvoi besar truk dan mobil menuju Islamabad. Rekaman video menunjukkan dia dan timnya merunduk untuk berlindung di atas kendaraan saat tembakan terdengar.
Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah Khan mengatakan beberapa elemen politik dari partai Khan berusaha menciptakan kekacauan di negara itu setelah serangan itu.
Baca Juga: Luka Parah di Kaki usai Ditembak, Eks PM Pakistan Imran Khan Jalani Operasi
Komentarnya muncul setelah sejumlah pendukung Khan berdemonstrasi di berbagai bagian negara itu, dengan beberapa meneriakkan slogan-slogan menentang militer dan bersumpah untuk membalas serangan itu.
Menteri dalam negeri menyebut pria bersenjata itu sebagai "ekstremis agama" yang menuduh mantan perdana menteri itu membandingkan dirinya dengan para nabi dalam beberapa pidato publiknya baru-baru ini.
Imran Khan, 70 tahun, kemungkinan akan segera diizinkan pulang, menurut Faisal Sultan, yang memimpin tim dokter yang merawat Khan. Dia mengatakan kepada wartawan pada Kamis bahwa operasi Khan berlanjut selama dua jam setelah ia mengalami luka tembak di kaki kanannya.
Dia menyatakan pemecatannya oleh parlemen pada bulan April melanggar konstitusi, sementara konspirasi oleh lawan politiknya diatur oleh AS, tuduhan yang dibantah oleh Washington dan Sharif.
Khan menuntut pemerintah mengumumkan pemilihan umum yang dipercepat, memimpin protes dari Lahore Jumat lalu bersama dengan ribuan pendukung, mengatakan protesnya akan berlanjut sampai tuntutannya diterima.
Pakistan mengatakan pemilihan akan berlangsung sesuai jadwal pada 2023. Pendukungnya berunjuk rasa semalam di berbagai bagian negara itu setelah penembakan itu.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.