Hammond kerap mengatakan kepada Carpenter agar dia tak membuatnya menjadi tidak nyaman di tempat kerja.
Polisi kemudian menemukan pesan yang dikirim Hammond kepada temannya, yang mengatakan Carpenter marah kepadanya.
Pelecehan itu terlihat jelas di antara rekan kerja lainnya, yang mengatakan Carpenter memiliki temperamen buruk.
Pelaku mengaku kepada petugas bahwa ia kesal dengan penolakan Hammond pada malam sebelum kematiannya.
Namun pelecehan tersebut tak pernah dilaporkan kepada atasan mereka, CEO Dubow Textile Inc. Rob Dubow.
“Sayangnya, kami tak tahu. Setiap kali jika ada sesuatu yang memerlukan intervensi kami, kami akan ikut campur,” kata Dubow.
Baca Juga: Rabi Yahudi Perempuan Terkesan dengan Forum R20, Telah Memberi Ruang untuk Minoritas
“Tapi untuk kasus ini, kami tak memiliki indikasi bahwa ada sesuatu yang buruk,” tambahnya.
Carpenter sendiri tak mengakui melakukan pembunuhan itu, dan mengeklaim dirinya mendatangi mobil Hammond saat mendengar bunyi tembakan.
Terduga pembunuh mengatakan kepada polisi bahwa ia lari dari lokasi kejadian karena mengalami trauma saat melihat tubuh orang yang dicintainya.
“Ia sama sekali tak memberikan bantuan, atau pergi ke kantor, dan tak memanggil 911,” ujar polisi.
Sumber : New York Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.