BANGKOK, KOMPAS.TV - Konsulat RI di Songkhla Thailand menerbitkan video hasil wawancara bersama WNI korban perdagangan manusia di Laos, Minggu (30/10/2022).
Identitas warga Indonesia tersebut dirahasiakan, ia mengungkap kisah perjalanannya sampai jadi korban perdagangan manusia di negara orang.
Sebut saja Mr X, awalnya ia mendapat informasi lowongan kerja sebagai desainer grafis di Thailand. Kabar itu ia dapatkan dari media sosial Facebook.
Setiba di Thailand, WNI tersebut belum menyadari bahwa ia jadi korban perdagangan manusia.
"Saya pergi, sampai di Chiang Rai ketemu orang, ada yang pegang nama saya, dia bilang 'kamu ini ya', dia sebut nama saya," ujar Mr X.
"Saya dibawa ke ruang tunggu, bukan ruang tunggu umum, khusus untuk rekrut-rekrut orang," ujarnya.
Setelah itu, ada seseorang yang datang untuk menjemputnya dengan mobil.
"Kurang lebih perjalanan 1 jam, terus saya sampai di perbatasan Sungai Mekong," kata Mr X.
"Saya diantar menyeberang sungai pakai kapal, saya masih berpikir itu Thailand, karena di situ ada tulisan seperti bahasa Thailand," ujarnya.
Padahal, ketika itu ia dibawa menyeberang ke wilayah negara Laos.
Baca Juga: 52 WNI Korban Perdagangan Manusia di Kamboja Dipulangkan ke Tanah Air, Niatnya Ingin Cari Nafkah
Setelah menyeberang Sungai Mekong menggunakan kapal, ia dibawa ke suatu tempat.
"Sampai saya tiba di tempat yang sudah siapkan, mereka bawa saya ke kamar, di sana ada 6 orang lainnya," ujar Mr X.
"Saya sampai sekitar pukul 5 sore, habis itu saya disuruh istirahat, pukul 11.30 mulai kerja," imbuhnya.
Alih-alih bekerja sebagai desainer grafis, Mr X malah disuruh menjadi scammer investasi bodong dunia kripto.
Mr X dipaksa menulis promosi dengan mengaku sebagai penulis asal Nevada, Amerika Serikat. Targetnya yakni menggaet investor untuk ditipu.
Dalam melakukan pekerjaan itu, Mr X mengatakan bahwa ia tak bekerja sendiri.
"Di dalam ada dua orang Indonesia, lainnya orang Laos dan Malaysia," katanya.
Bukan hanya ditipu, para pekerja di sana sampai disiksa ketika tak bisa memenuhi target kerja sebagai scammer.
"Saya lihat dengan mata saya sendiri, ada yang disetrum, diinjak, disiksa sampai berlumur darah, ada yang kepalanya koyak, dipukul pakai cambuk kuda, dan itu disiksa, tak ada yang peduli, disiksa di depan umum. Jadi kita diintimidasi parah," ucapnya.
Penyiksaan itu dilakukan oleh team leader kepada pekerja yang tak memenuhi target.
Adapun pekerja juga tak diperbolehkan untuk keluar dari pekerjaan itu. Mr X mendengar dari orang di sana bahwa mereka sudah dibeli.
Apabila tak produktif bekerja, mereka bakal dibunuh, lalu organnya diambil untuk diperjualbelikan.
Baca Juga: Mahfud MD: Amerika Sebut RI Jadi Tujuan dan Transit Perdagangan Manusia
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.