“Lebih baik menerima saja, Korea Utara adalah negara senjata nuklir, dan Korea Utara memiliki semua sistem yang diperlukan untuk mengirim, termasuk ICBM (Rudal Balistik Interkontinental) yang cukup efisien,” ujar Andrei Lankov, profesor dari Universitas Kokmin di Seoul dikutip dari CNN.
Sedangkan profesor dari Pusat James Martin untuk Studi Nonproliferian di Institus Studi Internasional Middlebury di Monterey, Jeffrey Lewis, menilai program nuklir Korea Utara seharusnya ditangani dengan cara sama seperti Israel.
“Saya pikir langkah krusial yang (Presiden AS Joe) Biden perlu lakukan adalah menjelaskan bahwa ia dan Pemerintah AS tak akan melucuti Korea Utara, dan secara fundamental menerima Korea Utara sebagai negara nuklir,” ungkapnya.
“Anda tak perlu mengakuinya secara legal,” tambah Lewis.
Ia menambahkan apa yang terjadi pada Israel dan India bisa menjadi contoh apa yang bisa AS lakukan untuk berurusan dengan Korea Utara.
Baca Juga: Wah, Amerika Serikat Ungkap Kesediaan Berdialog dengan Korea Utara tanpa Prasyarat!
Israel secara luas diyakini telah memulai program nuklir pada 1960-an, dan selalu mengklaim ambiguitas nuklir serta menolak menjadi pihak dalam Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir.
Sementara India menganut ambiguitas nuklir selama beberapa dekade sebelum meninggalkan kebijakan itu dengan uji coba nuklir pada 1998.
“Dalam kedua kasus itu, AS tahu negara-negara itu memiliki bom, tapi kesepakatannya adalah, jika Anda tak membicarakannya, tak mempermasalahkannya, tak menyebabkan masalah politik, maka kami tak akan merespons,” tutur Lewis.
“Saya pikir itu adalah tempat yang sama yang ingin kami tuju dengan Korea Utara,” tambah Lewis.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.