“Anda tertidur di malam hari dan Anda tidak tahu apakah Anda akan bangun (esok hari),” kata Mikola Nizinets, 39, mengacu pada penembakan Rusia.
Baca Juga: Usai Bicara dengan Biden, Sunak Tegaskan Inggris-AS Punya Hubungan Spesial, Terus Dukung Ukraina
Tanpa listrik atau gas dan sedikit makanan atau air minum di daerah itu, banyak penduduk menyelamatkan diri, meninggalkan ternak yang akhirnya berkeliaran di antara selongsong amunisi yang berserakan tanah.
Di timur laut, pasukan Rusia terus berusaha merebut kota Bakhmut, yang terletak di jalan utama menuju kota Sloviansk dan Kramatorsk di wilayah Donetsk, kata Staf Umum Ukraina, Rabu.
Tuduhan 'bom kotor'
Rusia kepada Dewan Keamanan PBB hari Selasa mengatakan Ukraina sedang bersiap untuk menggunakan "bom kotor", sebuah pernyataan yang dibantah oleh pejabat Barat dan Ukraina sebagai dalih palsu untuk mengintensifkan perang.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy mengatakan bukti telah dibagikan dengan rekan-rekan Barat.
"Saya tidak keberatan orang mengatakan bahwa Rusia dianggap tipu-tipu jika ini tidak terjadi karena ini akan jadi bencana yang mengerikan, berpotensi mengancam seluruh Bumi," katanya kepada wartawan.
Presiden Zelensky berkilah tuduhan Rusia menunjukkan Moskow berencana menggunakan senjata nuklir taktis dan akan berusaha menyalahkan Kyiv.
Presiden AS Joe Biden mengatakan Rusia akan "membuat kesalahan yang sangat serius" jika menggunakan senjata nuklir taktis.
Baca Juga: Pasukan Rusia Gelar Latihan Nuklir di Tengah Eskalasi Perang Ukraina, Kirim Notifikasi ke Washington
Biden kemudian berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Inggris yang baru Rishi Sunak, dan mereka sepakat tentang pentingnya mendukung Ukraina, kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Sebagai tanggapan nyata atas tuduhan Moskow, pengawas nuklir PBB IAEA mengatakan sedang bersiap untuk mengirim inspektur ke dua situs Ukraina yang tidak dikenal atas permintaan Kiev, keduanya sudah tunduk pada inspeksinya.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan kepada wartawan inspektur IAEA akan menerima akses penuh, dan dia meminta Moskow untuk menunjukkan transparansi yang sama.
Kantor berita negara Rusia RIA mengidentifikasi apa yang dikatakannya sebagai dua situs yang terlibat - Pabrik Pengayaan Mineral Timur di wilayah Dnipropetrovsk tengah dan Institut Penelitian Nuklir di Kiev.
Sejak pasukan Rusia menderita kekalahan besar pada bulan September, Putin melipatgandakan kekuatan, memanggil ratusan ribu tentara cadangan, mengumumkan pencaplokan wilayah yang diduduki dan berulang kali mengancam akan menggunakan senjata nuklir.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.