WASHINGTON, KOMPAS.TV - Badan Antariksa AS, NASA, bersama pakar yang ditunjuk mulai meneliti dan membahas ratusan temuan UFO pada Senin (24/10/2022).
Laporan Straits Times, Selasa (25/20/2022), menyebutkan pemerintah Amerika Serikat yang mendefinisikan UFO sebagai "fenomena udara tak dikenal", bulan Juni lalu dilaporkan mengumpulkan para ahli dan pakar ilmiah mulai dari fisika hingga astrobiologi dan membentuk panel untuk membahas hal tersebut.
Panel beranggotakan 16 orang dan akan memfokuskan penyelidikannya sepenuhnya pada penampakan yang tidak terklasifikasi dan data lain yang dikumpulkan dari pemerintah sipil dan sektor komersial, menurut NASA.
Hasil penyelidikan panel ini nanti akan terpisah dari penyelidikan berbasis Pentagon tentang fenomena udara tak dikenal, atau UAP, yang dilaporkan oleh penerbang militer dan dianalisis oleh pejabat pertahanan dan intelijen AS.
Upaya paralel NASA dan Pentagon menyoroti titik balik bagi pemerintah AS setelah menghabiskan beberapa dekade membelokkan, menyanggah dan mendiskreditkan pengamatan benda terbang tak dikenal, atau UFO, sejak tahun 1940-an.
Istilah UFO, yang lama dikaitkan dengan pengertian piring terbang dan pesawat luar angkasa asing, diganti dalam bahasa resmi pemerintah AS dengan "UAP" atau Unidentified Aerial Phenomena.
Baca Juga: Terungkap di depan Kongres, Catatan Pentagon tentang Meningkatnya Penampakan UFO 20 Tahun Terakhir
Mengumumkan pembentukan panelnya pada bulan Juni, NASA mengatakan, "Belum ada bukti bahwa UAP berasal dari luar bumi."
Sebuah laporan Pentagon yang dikeluarkan setahun sebelumnya juga menyimpulkan data yang tidak cukup untuk menentukan sifat lebih dari 140 penampakan yang kredibel yang didokumentasikan oleh pengamat militer sejak 2004, sebagian besar oleh personel Angkatan Laut.
Pejabat senior pertahanan dan intelijen bersaksi di depan Kongres lima bulan lalu daftar katalog penampakan UAP berkembang menjadi 400 penampakan yang terdokumentasi, dan banyak yang tetap tidak dapat dijelaskan nalar, baik sebagai teknologi bumi yang canggih, sesuatu di atmosfer atau sesuatu yang asing.
Diantaranya adalah video yang dirilis oleh Pentagon tentang benda-benda di udara yang penuh teka-teki yang menunjukkan kecepatan dan kemampuan manuver yang melebihi teknologi penerbangan yang dikenal dan tidak memiliki sarana penggerak atau permukaan kontrol penerbangan yang terlihat.
NASA mengatakan panelnya akan menghabiskan sembilan bulan untuk merancang strategi sendiri tentang bagaimana mengatur dan mempelajari penampakan, sebelum merekomendasikan "peta jalan analisis data UAP potensial oleh badan tersebut ke depan".
Laporan pertamanya akan dipublikasikan pada pertengahan tahun 2023.
Baca Juga: Pilot Pesawat Ternyata Sering Lihat Penampakan UFO, tapi Tak Melaporkan karena Takut Dikira Gila
“Memahami data yang kita miliki seputar fenomena udara tak dikenal adalah sangat penting untuk membantu kita menarik kesimpulan ilmiah tentang apa yang terjadi di langit kita,” kata Thomas Zurbuchen, administrator NASA.
“Data adalah bahasa para ilmuwan dan membuat hal yang tidak dapat dijelaskan menjadi dapat dijelaskan.” tamnah Zurbuchen.
Panel tersebut dipimpin Dr David Spergel, yang sebelumnya memimpin departemen astrofisika Prince University.
Anggota lainnya termasuk Dr Anamaria Berea, afiliasi penelitian di Institut SETI (Search for Intelligence Life) di Mountainview, California; pensiunan astronot NASA dan pilot uji Scott Kelly; Ahli kelautan biologi Universitas Rhode Island Paula Bontempi; dan astrofisikawan Universitas California di San Diego Shelley Wright.
Peningkatan jumlah benda terbang tak dikenal telah dilaporkan di langit selama 20 tahun terakhir, kata seorang pejabat tinggi pertahanan AS kepada anggota Konges AS hari Selasa, (17/5/2022) dalam dengar pendapat publik pertama tentang UFO dalam setengah abad terakhir.
“Sejak awal 2000-an kami melihat peningkatan jumlah pesawat atau benda yang tidak sah dan/atau tidak dikenal di area pelatihan yang dikendalikan militer dan tempat pelatihan serta wilayah udara lain yang ditentukan,” Scott Bray, wakil direktur intelijen Angkatan Laut, mengatakan kepada panel keamanan Kongres AS.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.