MOGADISHU, KOMPAS.TV — Delapan orang tewas setelah gerilyawan menyerbu sebuah hotel di kota pelabuhan Kismayo, Somalia, seperti laporan Associated Press, Senin (24/10/2022).
Serangan itu dimulai dengan bom bunuh diri pada hari Minggu (23/10/2022), sebelum orang-orang bersenjata masuk secara paksa dan baku tembak dengan pasukan keamanan.
Kelompok ekstremis Islam al-Shabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dengan mengeklaim anggota mereka berhasil menembus Hotel Tawakal.
Pasukan keamanan dari negara bagian Jubaland di Somalia selatan kemudian mengakhiri pengepungan, menewaskan orang-orang bersenjata dan menyelamatkan banyak orang, media pemerintah melaporkan.
Belum ada data resmi mengenai korban, tetapi seorang dokter di Rumah Sakit Kismayo mengatakan kepada The Associated Press, dia melihat jenazah delapan orang, empat di antaranya adalah personel keamanan.
Sedikitnya 41 orang terluka dalam serangan itu, kata dokter, yang berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk membocorkan informasi tersebut.
Baca Juga: Somalia Umumkan Berhasil Membunuh Pentolan Nomor Dua Kelompok Teror Al-Shabaab
Wartawan dicegah mendekati lokasi serangan.
Rekaman yang dibagikan di media sosial menunjukkan ambulans mengumpulkan yang terluka dari luar hotel di pusat Kismayo.
Kota ini terletak sekitar 500 kilometer dari ibu kota Somalia, Mogadishu.
Serangan itu dimulai ketika sebuah mobil yang dikendarai oleh seorang pembom bunuh diri menabrak gerbang masuk hotel dan kemudian meledak, kata petugas polisi Abshir Omar melalui telepon.
Sejumlah usaha kecil di sepanjang jalan hancur.
Beberapa pejabat pemerintah dan tetua adat sedang makan siang di hotel pada saat ledakan, katanya.
Baca Juga: Kelaparan Makin Parah di Somalia, Anak-anak Terlalu Lemah untuk Menangis
Mohamed Nasi Guled, seorang pejabat senior polisi di Jubaland, mengatakan tiga penyerang memasuki lokasi hotel.
Hotel ini populer sebagai tempat pertemuan pejabat pemerintah.
Al-Shabab diyakini memiliki kehadiran yang kuat di daerah sekitar Kismayo, kota terbesar dan ibu kota komersial Jubaland.
Al-Shabab, yang memiliki hubungan dengan al-Qaida, secara teratur melakukan serangan di negara Tanduk Afrika itu. Banyak dari serangan kelompok menargetkan hotel-hotel populer.
Al-Shabab menentang pemerintah federal yang berbasis di Mogadishu, yang dianggapnya sebagai boneka pemerintah asing.
Kelompok ini juga menentang kehadiran pasukan asing di Somalia.
Sumber : Asociated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.