Klaim buta huruf tampaknya merujuk pada perjalanan itu ketika dia menjadi menteri luar negeri Inggris.
Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Truss tampaknya tidak bisa membedakan antara dua wilayah Rusia dan Ukraina sehingga memicu ejekan yang meluas di media Rusia.
Para pejabat Rusia sejak awal meremehkan jabatan Perdana Menteri Truss dan menikmati banyak kesalahannya.
Setelah pengangkatannya pada September, Lavrov mengatakan Truss tidak tahu bagaimana berkompromi dan mempertanyakan bagaimana pemimpin Inggris itu bisa mengatakan dia tidak tahu apakah Presiden Prancis Emmanuel Macron adalah "teman atau musuh".
Menanggapi pengunduran diri Truss, Macron mengatakan, penting bagi Inggris untuk menemukan “stabilitas sesegera mungkin."
Baca Juga: Makin Parah, Jutaan Warga Inggris Kurangi Frekuensi Makan Tiap Hari akibat Krisis Ekonomi dan Energi
“Kami menginginkan, di atas segalanya, stabilitas,” kata Macron kepada wartawan saat tiba di KTT Uni Eropa di Brussels, seraya menambahkan, “Pada tingkat pribadi, saya selalu sedih melihat seorang rekan pergi.”
Kembali pada Zakharova, pada Kamis, ia mengejek pemotretan profil tinggi Truss di Estonia tahun lalu. Saat itu, Truss mengenakan jaket antipeluru dan helm untuk naik tank selama mengunjungi pasukan Inggris yang ditempatkan di negara Baltik itu.
Hubungan antara Moskow dan London merosot ke level terendah dalam beberapa dekade bahkan sebelum Rusia menyerang Ukraina, terutama semenjak peristiwa keracunan mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal di kota Salisbury, Inggris pada 2018.
Adapun Kepala Staf Gedung Putih Ron Klain mengatakan, Amerika Serikat (AS) akan memiliki hubungan dekat dengan siapa pun nantinya yang akan menggantikan Truss.
Klaine, dalam sebuah wawancara di MSNBC menambahkan, Presiden AS Joe Biden akan mengeluarkan pernyataan pada Kamis waktu setempat.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.