Baru pada April 1959, Thatcher berhasil masuk melalui "kursi aman" Konservatif di Finchley. Kali ini, dia berhasil duduk sebagai anggota Majelis Rendah (House of Commons) Parlemen Inggris.
Dari sini karir politiknya terus menanjak. Pidato pertamanya sebagai anggota baru didengarkan hingga diramalkan bakal masuk sebagai PM. Namun dia masih pesimistis.
"Populasi pria terlalu menghakimi. Tidak akan ada perdana menteri perempuan di masa saya," tutur Thatcher saat itu.
Ketika Partai Konservatif memenangkan Pemilu 1970, Thatcher didapuk di kabinet menjadi Menteri Pendidikan dan Sains.
Pada saat itu, dia mendapat julukan "Thatcher, milk snatcher" karena berusaha menghapuskan program susu gratis di sekolah bagi anak usia 7-11 tahun.
Baca Juga: Makin Parah, Jutaan Warga Inggris Kurangi Frekuensi Makan Tiap Hari akibat Krisis Ekonomi dan Energi
Nasib baik menghampirinya pada 4 Mei 1979, ketika terpilih menjadi Perdana Menteri Inggris. Berbagai kebijakannya banyak membuat dunia terperangah.
Bahkan, pada 1976 sebelum jadi PM, Thatcher berpidato soal kebijakan luar negeri, dan menuduh Uni Soviet berusaha mendominasi dunia.
Pidatonya itu membuat harian militer Soviet, Krasnaya Zevzda (Bintang Merah) membuat berita berjudul "Si Perempuan Besi Timbulkan Kekhawatiran".
Saat itulah, julukan "Iron Lady" disematkan Thatcher merujuk kepada "Iron Chancellor" Otto von Bismarck dari Jerman.
Setelah 11 tahun berkuasa, Thatcher mengumumkan pengunduran diri pada 22 November 1990, dan memberi jalan kepada untuk John Major menggantikannya. 28 November 1990, dia meninggalkan Downing Street 10, kantor Perdana Menteri, dengan tangis, dan menuduh pihak yang melawannya sebagai pengkhianat.
"Perempuan Besi" ini wafat ada 8 April 2013 dalam usia 88 tahun.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.