Dia melanjutkan, El Chapo mengatakan bahwa sang jenderal adalah kawannya dan "menitipkan" uang USD100.000 untuk sang perwira tinggi.
Tidak sampai di sana, Jesus pun melanjutkan pengakuannya bahwa dia juga memberi jatah buat Gabriel Regino, yang pada 2005 adalah seorang pejabat senior kepolisian di masa Andres Manuel Lopez Obrador, presiden terpilih Meksiko, yang pernah menjabat wali kota Mexico City.
Uang suap buat Regino mencapai angka jutaan dolar AS. Regino disuap untuk memastikan "perlindungan" terhadap kartel.
Sementara kepada jaksa, suap pertama berupa uang tunai USD3 juta yang dimasukkan ke dalam sebuah koper untuk Garcia Luna, pejabat senior di kantor jaksa agung Meksiko periode 2001-2006.
Pada 2006, suap kedua diberikan dengan jumlahnya USD3 juta-5 juta. Saat menerima suap kedua ini, Garcia Luna sudah menjadi menteri di pemerintahan federal di bawah Presiden Felipe Calderon. Kala itu, Garcia menjabat menteri keamanan publik yang tugasnya membawahi pasukan kepolisian federal.
Suap-suap sang bandar yang bertebaran pada pejabat penegak hukum itulah yang membuat El Chapo dan kartelnya aman terkendali. Dia bisa leluasa menjalankan bisnisnya, membunuh para pesaingnya tanpa tersentuh hukum. Aparat di buat tidak berwibawa kala berhadapan dengannya.
Saking besarnya kerajaan narkoba miliknya, Pemerintah AS pernah menawarkan imbalan USD5 juta (Rp70 miliar) bagi siapa pun yang mempunyai informasi keberadaannya.
El Chapo akhirnya dihukum pada Februari 2019 karena menyelundupkan miliaran dolar obat-obatan terlarang dan berkonspirasi untuk membunuh pesaingnya.
Baca Juga: Penangkapan Bandar Narkoba Jaringan Internasional di Medan, Polisi Sita 47 Kilogram Sabu
Dia menjalani hukuman seumur hidup di Supermax Colorado, penjara federal paling ketat, dan kekayaannya sebesar USD12,7 miliar atau Rp182 triliun disita.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.