Namun, saat murid-murid berpindah, kapal jadi oleng tak seimbang dan terbalik.
Salah seorang korban yang selamat, Ry Chanbora yang berusia 12 tahun, mengaku tak terlalu bisa berenang meski ia tinggal di dekat sungai.
Saat kapal hendak tenggelam, ia melompat keluar dan berupaya berenang sebisanya hingga terbawa arus hingga ke tepi sungai.
Baca Juga: Tragedi Perahu Terbalik dan Tenggelam di Bangladesh, 24 Warga Dinyatakan Tewas
Lewat laman Facebooknya, Raja Norodom Sihamoni menyampaikan belasungkawa bagi para korban.
Perdana Menteri Hun Sen juga berbelasungkawa lewat aplikasi Telegram dan menginstruksikan tim penyelamat untuk bekerja menemukan para korban yang masih hilang.
“Saya menyerukan seluruh warga, terutama mereka yang tinggal di sepanjang tepi sungai, untuk waspada selama musim hujan dan banjir ini,” ujar Hun Sen.
Kepala polisi Am Thou menyatakan, dua orang operator kapal yang tengah dirawat di rumah sakit usai kecelakaan itu terancam tuntutan hukum.
Tahun lalu, badan kesehatan dunia, WHO, menyatakan, menurut penilaian pada 2019, lebih dari 144.000 kematian akibat tenggelam terjadi di wilayah Asia Pasifik. Jumlah itu merupakan 61 persen dari keseluruhan jumlah korban tenggelam dunia.
“Dari 70.000 kematian akibat tenggelam di kawasan Asia Tenggara pada 2019, lebih dari 33 persen adalah anak-anak berusia di bawah 15 tahun,” kata WHO.
“Rata-rata, lelaki berisiko 3 – 4 kali tenggelam dibanding perempuan.”
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.