“Istri dan anak saya telah pergi di tempat yang damai. Saya hidup dan harus hidup. Jika saya tak bisa berhenti bersedih, istri dan anak saya akan khawatir. Mereka tak akan terlahir di kehidupan mendatang,” tambahnya.
Baca Juga: Pembantaian di Thailand Tewaskan 24 Anak, Korban Tewas Lebih Banyak akibat Luka Tusuk
Istri Sriraj, Supaporn Pramongmuk, merupakan guru dan salah satu korban tewas. Ia seharusnya melahirkan pada bulan ini.
“Istri saya telah melakukan tugasnya sebagai guru. Semoga ia juga menjadi guru di surga, dan semoga anak saya bisa menjaga ibunya di surga,” tuturnya.
Panya, pelaku pembantaian, sempat kabur setelah melakukan aksinya. Ia kemudian membunuh istri serta anak tirinya.
Kepolisian mengungkapkan, ia bunuh diri setelah membunuh istri dan anak tirinya.
Kontak Bantuan:
Seburuk apapun masalah yang dihadapi, tindakan bunuh diri bukanlah solusi yang baik. Jika Anda mengalami masa sulit, stres atau hampa dalam hidup seperti depresi, atau jika Anda memiliki keluarga atau kenalan yang mengalami kesulitan tersebut, segera hubungi hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes (021-500-454) atau LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293).
Layanan konseling juga bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Sumber : New York Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.