Jokowi juga menyebut Indonesia, seperti negara-negara lain, berupaya menerapkan keadilan konstitusional (constitutional justice) seiring dengan upaya penanganan berbagai krisis.
"Selain memperjuangkan constitutional justice yang merupakan elemen kunci dari demokrasi, perlindungan HAM, dan kepastian hukum, masing-masing negara pasti sedang berjuang keras menghadapi krisis pangan, energi, dan finansial.”
Masing-masing negara, kata Jokowi, pasti mencari titik sinergi antara constitutional justice dan penanganan krisis.
Perang yang berkelanjutan, menurut Jokowi, akan mengakibatkan krisis dunia yang berkelanjutan.
Oleh sebab itu, semua pihak ingin perang segera dihentikan dan perdamaian segera dibangun.
“Itu harapan kita semua, kita harus bersama-sama berjuang untuk menghentikan perang dan membangun perdamaian, tetapi kita juga harus bersiap untuk memitigasi dan mengelola krisis dengan sebaik-baiknya," urainya.
Jokowi juga berharap WCCJ menjadi forum untuk bertukar pikiran dan bertukar pengalaman sehingga tercipta langkah bersama lintas negara dalam membangun perdamaian dalam menangani krisis dan sekaligus dalam menegakkan constitutional justice.
Baca Juga: Tinjau Stadion Kanjuruhan, Jokowi: Saya Perintahkan untuk Audit Seluruh Stadion!
"Di tengah menguatnya rivalitas antarnegara, baik di bidang militer maupun ekonomi, kita harus memperkuat rajutan persahabatan antarbangsa, kita harus mendorong jalinan kerja sama antarnegara, kita perbanyak kolaborasi untuk mewujudkan stabilitas perdamaian dan kemakmuran dunia," tambahnya.
Presiden pun meminta ada perluasan ruang kerja sama, baik dalam konteks bilateral maupun multilateral.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.