Terlepas dari namanya, para analis mengatakan fitur utama senjata hipersonik bukanlah kecepatan tetapi kemampuan manuvernya, yang dapat membantu mereka menghindari pencegatan rudal anti misil dan anti serangan udara.
Analis juga mengatakan ukuran Hwasong-17 serta klaim Korea Utara tentang pengembangan teknologi untuk mengendalikan satelit, menunjukkan bahwa Pyongyang sedang berupaya membuat ICBM-nya mampu membawa beberapa hulu ledak nuklir yang dapat bermanuver, dan membawa umpan yang dapat membantu mereka menghindari pertahanan.
Baca Juga: Korea Utara Akhirnya Luncurkan Rudal Balistik Jarak Pendek, AS Tak Anggap sebagai Ancaman
Tahun 2022 Korea Utara menguji coba rudal dari lokasi yang berbeda dan meluncurkan platform yang menurut para analis adalah upaya untuk mensimulasikan konflik dan mempersulit musuh untuk mendeteksi dan menghancurkan rudal.
Pada bulan Januari, Korea Utara meluncurkan sepasang SRBM dari sebuah kereta api di dekat perbatasan utara dengan China
Menurut media pemerintah Korea Utara KCNA, itu adalah latihan singkat yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pasukan yang mengoperasikan rudal.
Terlepas dari jaringan rel yang terbatas dan terkadang tidak dapat diandalkan di negara itu, rudal berbasis rel kereta api adalah pilihan yang relatif murah dan efisien untuk meningkatkan kemampuan bertahan dari kekuatan nuklir mereka.
Korea Utara juga melakukan tes dari bandara internasional di luar Pyongyang, dan meluncurkan rudal jarak pendek baru dari kapal selam rudal eksperimentalnya. Ia juga berjanji bahwa kapal selam rudal operasional akan segera dikerahkan.
Baca Juga: Korea Utara Pamerkan Rudal Hwasong-17, Kim Jong-un Ancam Gunakan Senjata Nuklir jika Diprovokasi
Jika Korea Utara melanjutkan uji coba nuklir, itu dapat mencakup pengembangan hulu ledak "taktis" yang lebih kecil, dimaksudkan untuk digunakan di medan perang dan dirancang agar sesuai dengan rudal jarak pendek, menurut pejabat Korea Selatan.
Bulan April, Korea Utara melakukan uji coba rudal jarak pendek baru yang dikatakan media pemerintah untuk "meningkatkan efisiensi dalam pengoperasian nuklir taktis"
Peluncuran itu menandai pertama kalinya Korea Utara menghubungkan sistem khusus dengan senjata nuklir taktis.
Analis mengatakan menempatkan hulu ledak kecil pada rudal jarak pendek dapat mewakili perubahan berbahaya dalam cara Korea Utara menyebarkan dan berencana untuk menggunakan senjata nuklir, yang memungkinkan Pyongyang untuk mengoperasikan lebih banyak dari rudal jenis tersebut.
Alih-alih mengancam beberapa kota untuk mencegah serangan, mereka bisa menggunakannya untuk melawan berbagai sasaran militer di Selatan.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.