Sebelum kebocoran dilaporkan, terpantau ada ledakan, pertama dicatat oleh seismolog Senin pagi di tenggara pulau Bornholm, Denmark.
Ledakan kedua yang lebih kuat di timur laut pulau malam itu setara dengan gempa berkekuatan 2,3 richter. Stasiun seismik di Denmark, Norwegia dan Finlandia juga mencatat ledakan tersebut.
Beberapa pejabat Eropa dan pakar energi mengatakan Rusia kemungkinan akan disalahkan atas sabotase apa pun, karena secara langsung diuntungkan dari harga energi yang lebih tinggi dan kecemasan ekonomi di seluruh Eropa.
Walau begitu, yang lain memperingatkan agar tidak sembarang menuding sampai penyelidik dapat menentukan apa yang terjadi.
Baca Juga: Jalur Pipa Gas Nord Stream 1 dan 2 Bocor, Teori Konspirasi Level Dewa Merebak di AS, Rusia dan Eropa
Berbicara pada hari Rabu sebelum kebocoran keempat dilaporkan, Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mengatakan akan membutuhkan alat peledak besar untuk menyebabkan kerusakan.
Di Moskow, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan insiden pipa Nord Stream tidak akan mungkin terjadi tanpa keterlibatan aktor setingkat negara.
"Sepertinya serangan teror, mungkin dilakukan di tingkat negara," kata Peskov dalam panggilan konferensi dengan wartawan.
"Dilihat dari jumlah kehancuran Nord Stream, sulit untuk membayangkan tindakan seperti itu dapat dilakukan tanpa keterlibatan negara," kata Peskov, "Ini adalah situasi yang sangat berbahaya yang membutuhkan penyelidikan cepat."
Dia menepis laporan media tentang kapal perang Rusia yang terlihat di daerah itu sebagai "bodoh dan bias," menambahkan, "lebih banyak pesawat dan kapal milik negara-negara NATO telah terlihat di daerah itu."
Torben Orting Jørgensen, mantan laksamana angkatan laut Denmark, mengatakan kepada The Associated Press bahwa untuk melakukan operasi baik dengan kendaraan bawah air yang dioperasikan dari jarak jauh atau mengirim penyelam dari kapal selam atau kapal permukaan "tidak terlalu menuntut".
"Mereka yang melakukan operasi tahu mereka tidak akan tertangkap," kata Orting Jørgensen, "Siapa yang akan memikirkan operasi terhadap jaringan pipa di Laut Baltik?"
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.