Baca Juga: Pipa Gas Bawah Laut dari Rusia ke Jerman Bocor, Diyakini Sabotase sekaligus Peringatan dari Moskow
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, menuduh Rusia pelakunya adalah "sangat bodoh dan tidak masuk akal."
Peskov mengatakan, pemasok gas alam AS yang justru menuai "keuntungan besar" dari peningkatan penjualan ke Eropa, menunjukkan bahwa AS yang harus disalahkan.
"Tentu saja kami tidak," kata Adrienne Watson, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, dalam penyangkalan yang jarang direkam.
"Kita semua tahu Rusia memiliki sejarah panjang dalam menyebarkan disinformasi dan mereka kembali melakukannya saat ini."
Pipa rusak pada saat kritis dalam perang tujuh bulan. Kiev membuat kemajuan tak terduga di medan perang, Moskow menantang pendukung Barat Ukraina dengan ancaman terselubung pembalasan nuklir, Rusia tampaknya di ambang mencaplok sebagian besar Ukraina, dan perintah Putin untuk merekrut ratusan ribu orang ke dalam militer, menemui resistensi luas.
Sepintas, tampaknya berlawanan dengan intuisi bahwa Kremlin akan merusak asetnya, dan senjata alat tawarnya sendiri yang bernilai miliaran dolar. Tetapi ada skor bagi Moskow dalam memicu ketakutan Eropa, yang mendorong kenaikan harga di pasar gas.
Baca Juga: Rusia Benar-Benar Hentikan Total Pasokan Gas ke Eropa, Pemeliharaan Turbin Jadi Alasan
Dan dalam jangka pendek, kata para analis, tidak jelas apa yang akan hilang dari Putin, karena sebenarnya sebagian besar telah memotong pengiriman gas ke negara-negara Eropa dalam beberapa bulan terakhir.
Pada hari Rabu, aliran gas yang berputar-putar terus keluar dari tiga pipa yang pecah, mengguncang permukaan laut di dekat pulau Bornholm, Denmark.
Pihak berwenang Denmark mengatakan mereka telah memulai penyelidikan kriminal untuk menentukan penyebab pasti kebocoran tersebut. Pemerintah AS menawarkan bantuannya.
Sementara beberapa pejabat Eropa dengan cepat berspekulasi tentang keterlibatan Rusia, pejabat AS lebih berhati-hati, memberi catatan kurangnya bukti yang tersedia.
Baca Juga: Rusia Putus Pasokan Gas ke Latvia, Musim Dingin Berpeluang Mencekam
Untuk semua kritik keras mereka terhadap Putin dan pemerintahannya, para pejabat AS mencatat mereka tergoda untuk menyalahkan hampir setiap serangan terhadap Rusia, walau terkadang sadar tuduhannya salah.
Pada bulan Juli, ada asumsi luas di Washington bahwa serangan siber besar di Albania adalah upaya Rusia untuk melemahkan sekutu NATO. Namun bulan ini, para pejabat mengatakan penyelidikan telah menyimpulkan, pelakunya adalah Iran.
Beberapa pejabat di Washington mencatat bahwa aktor non-pemerintah bisa saja melakukan sabotase pipa gas Rusia ke Jerman itu.
Yang lain mengatakan, dua ledakan yang dicatat oleh seismometer di wilayah itu menunjuk pada bahan peledak yang ditempatkan oleh kapal selam atau dijatuhkan oleh pesawat atau kapal, dan menunjukkan pelaku sekelas negara yang terlibat.
"Sulit untuk menilai; apakah ada yang diuntungkan?" Presiden Finlandia Sauli Niinistö mengatakan kepada media berita Helsingin Sanomat.
"Itulah mengapa ini adalah misteri sejauh ini."
Sumber : Kompas TV/New York Times/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.