Rencana menggunakan Nord Stream 2 untuk memasok gas dibatalkan oleh Jerman beberapa hari sebelum Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari.
Kedua pipa masih mengandung gas di bawah tekanan.
Baca Juga: Uni Eropa Ingin Batasi Harga Gas Rusia, Minta Dana Solidaritas Perusahaan Energi
Hal ini belum jelas. Analis dan ahli mengatakan kebocoran seperti itu sangat jarang terjadi dan Nord Stream AG menyebut kebocoran pada tiga rangkaian pipa gas lepas pantai "belum pernah terjadi sebelumnya".
Kemungkinan penyebabnya berkisar dari malfungsi teknis, kurangnya perawatan, atau bahkan mungkin sabotase.
Kremlin mengatakan tidak mengesampingkan sabotase sebagai alasan di balik kerusakan, menambahkan itu adalah masalah yang memengaruhi keamanan energi "seluruh benua".
Perdana Menteri Polandia mengatakan kebocoran itu adalah tindakan sabotase, sementara pemimpin Denmark mengatakan hal itu tidak dapat dikesampingkan.
Komisi Eropa mengatakan terlalu dini untuk berspekulasi.
Pusat Penelitian Geologi Jerman GFZ mengatakan pada Selasa bahwa seismograf di Bornholm menunjukkan lonjakan pada 00.03 GMT dan 17.00 GMT pada hari Senin, ketika kehilangan tekanan terjadi.
Baca Juga: Industri Utama Jerman Terancam Keruntuhan akibat Pemotongan Pasokan Gas Rusia, Kata Serikat Pekerja
Untuk kebocoran Nord Stream 2, Kepala Badan Energi Denmark Kristoffer Bottzauw seperti dikutip Straits Times mengatakan terlalu dini untuk menyebut siapa yang akan melakukan penyelidikan dan belum ada yang melihat pipa tersebut.
Angkatan Bersenjata Swedia, Penjaga Pantai dan Administrasi Maritim Swedia dan otoritas terkait lainnya mengambil tindakan yang diperlukan, kata Perdana Menteri Swedia.
Jerman pada Senin (26/9) mengatakan sedang mengoordinasikan tanggapan dengan polisi, pejabat lokal dan badan energi.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.