LONDON, KOMPAS.TV - Kebocoran gas yang tidak dapat dijelaskan dan terdeteksi di pipa Nord Stream 1 dan 2 dari Rusia ke Jerman mendorong penyelidikan oleh negara-negara Eropa mengenai penyebabnya, termasuk kemungkinan sabotase, seperti laporan Straits Times, Selasa (27/9/2022).
Angkatan bersenjata Denmark pada Selasa merilis video yang menunjukkan gelembung mengalir ke permukaan Laut Baltik di atas pipa, dan mengatakan kebocoran gas terbesar itu menyebabkan gangguan permukaan laut dengan diameter lebih dari 1 km.
Berikut adalah rincian dari apa yang diketahui sejauh ini:
Baca Juga: Tanggapi Aksi Sepihak Putin, Jerman Tangguhkan Izin Pipa Nord Stream 2 Salurkan Gas dari Rusia
Operator pipa gas Nord Stream 2 melaporkan penurunan tekanan yang tiba-tiba pada Senin (26/9) malam. Juru bicara operator pipa gas Nord Stream 2 menyebut kemungkinan adanya kebocoran.
Ini diikuti oleh pernyataan Otoritas Energi Denmark bahwa kebocoran kemungkinan terjadi di salah satu dari dua pipa Nord Stream 2 yang terletak di perairan Denmark.
Beberapa jam kemudian, Nord Stream AG, operator pipa gas bawah laut lain dari Rusia ke Jerman, mengatakan sedang mencari penurunan tekanan di Nord Stream 1.
Otoritas Maritim Swedia pada Selasa (27/9) mengatakan mereka memperingatkan dua kebocoran di Nord Stream 1, yaitu di perairan Swedia dan Denmark.
Setiap jalur pipa Nord Stream terdiri dari sekitar 100.000 pipa baja berlapis beton seberat 24 ton yang diletakkan di dasar laut. Pipa memiliki diameter internal konstan 1,153m, menurut Nord Stream.
Jalur pipa itu terletak pada kedalaman sekitar 80-110m.
Baca Juga: IMF Sebut Negara-negara Ini Akan Masuk Resesi yang Dalam, Penyebabnya Embargo Gas Rusia
Dua kebocoran terdeteksi pada pipa Nord Stream 1, yang menghentikan pengiriman gas ke Eropa bulan lalu. Kedua kebocoran itu terjadi di daerah timur laut pulau Bornholm, Denmark.
Pihak berwenang Denmark meminta kapal-kapal untuk menjauhi radius lima mil laut dari Bornholm setelah kebocoran di Nord Stream 2, yang belum memasuki operasi komersial.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.