Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Ngeri, Ini yang akan Terjadi Bila Putin Putuskan untuk Gunakan Senjata Nuklir d8 Ukraina

Kompas.tv - 24 September 2022, 22:54 WIB
ngeri-ini-yang-akan-terjadi-bila-putin-putuskan-untuk-gunakan-senjata-nuklir-d8-ukraina
Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ancaman Putin menggunakan senjata nuklir di Ukraina jika "integritas teritorial" Rusia terancam, saat ini makin memicu diskusi mendalam di Barat tentang bagaimana menanggapinya. Ini yang akan terjadi bila Putin gunakan senjata nuklir. (Sumber: Gavriil Grigorov, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP))
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

WASHINGTON DC, KOMPAS.TV – Ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menggunakan senjata nuklir di Ukraina jika "integritas teritorial" Rusia terancam, saat ini makin memicu diskusi mendalam di Barat tentang bagaimana menanggapinya.

"Mereka yang mencoba memeras kami dengan senjata nuklir harus tahu bahwa angin juga bisa berbelok ke arah mereka," kata Putin, menambahkan, "Ini bukan gertakan."

Namun para analis tidak yakin Presiden Rusia bersedia menjadi yang pertama melepaskan senjata nuklir sejak AS mengebom Jepang pada 1945.

Inilah yang disarikan France24, Sabtu (24/9/2022) mengutip kantor berita Prancis, pendapat dari ahli dan pejabat tentang kemungkinan skenario yang dapat muncul jika Rusia melakukan serangan nuklir.

Baca Juga: Putin Mobilisasi Militer, Indonesia Minta Senjata Nuklir Tak Digunakan dalam Perang Rusia-Ukraina

Rudal Hipersonik Zircon Rusia dalam uji coba Mei 2022. Ancaman Putin menggunakan senjata nuklir di Ukraina jika "integritas teritorial" Rusia terancam, saat ini makin memicu diskusi mendalam di Barat tentang bagaimana menanggapinya. Ini yang akan terjadi bila Putin funakan nuklir. (Sumber: Russian Defense Ministry Press Service via AP)

Seperti Apa Bentuk Serangan Nuklir Rusia?

Analis mengatakan Moskow kemungkinan akan mengerahkan satu atau lebih bom nuklir "taktis" medan perang.

Ini adalah senjata nuklir kecil, mulai dari 0,3 kiloton hingga 100 kiloton daya ledak, dibandingkan dengan 1,2 megaton hulu ledak strategis terbesar Amerika Serikar atau bom 58 megaton yang diuji Rusia tahun 1961.

Bom taktis dirancang memiliki dampak terbatas di medan perang, dibandingkan dengan senjata nuklir strategis yang dirancang untuk berperang dan memenangkan perang habis-habisan.

Tapi "kecil" dan "terbatas" itu relatif. Bom atom yang dijatuhkan AS di Hiroshima pada tahun 1945 dengan efek yang menghancurkan hanya berukuran 15 kiloton.

Baca Juga: Menlu AS Desak Dewan Keamanan PBB Tekan Rusia untuk Menghentikan Ancaman Nuklir

Apa yang akan Dihajar Moskow dengan Senjata Nuklir Taktis?

Para analis mengatakan tujuan Rusia dalam menggunakan bom nuklir taktis di Ukraina adalah untuk menakut-nakutinya agar menyerah atau tunduk pada negosiasi, dan untuk memecah belah pendukung Barat negara itu.

Mark Cancian, seorang ahli militer dengan Program Keamanan Internasional CSIS di Washington, mengatakan Rusia kemungkinan tidak akan menggunakan senjata nuklir di garis depan.

Menguasai 32 kilometer persegi wilayah membutuhkan 20 bom nuklir kecil, dipandang keuntungan kecil untuk risiko besar menggunakan senjata nuklir dan menghasilkan dampak nuklir.

"Hanya menggunakan satu tidak akan cukup," kata Cancian.

Moskow malah dapat mengirim pesan yang kuat dan menghindari korban yang signifikan dengan meledakkan bom nuklir di atas air, atau meledakkannya di atas Ukraina untuk menghasilkan pulsa elektromagnetik yang akan melumpuhkan peralatan elektronik.

Atau Putin dapat memilih kehancuran dan kematian yang lebih besar, menyerang pangkalan militer Ukraina, atau memukul pusat kota seperti Kyiv, menimbulkan korban massal dan mungkin membunuh pemimpin politik negara itu.

Skenario seperti itu, "Kemungkinan akan dirancang untuk memecah aliansi NATO dan konsensus global melawan Putin," kata Jon Wolfsthal, mantan pakar kebijakan nuklir Gedung Putih, menulis pada hari Jumat di Substack.

Tapi, "Tidak jelas apakah itu akan berhasil, dan bisa dengan mudah dilihat sebagai keputusasaan," katanya.

Satuan bergerak peluru kendali RS-24 Yars yang menjadi andalan kekuatan rudal strategis Rusia, dengan jarak tembak 12.000km dan diklaim mampu menempus seluruh sistem pertahanan udara Barat. (Sumber: RIA Novosti/Sergey Pyatakov)

Haruskah Barat Merespons dengan Nuklir?

Barat tetap ambigu tentang bagaimana mereka akan menanggapi serangan nuklir taktis, dan pilihannya rumit.

Amerika Serikat dan NATO tidak ingin terlihat lemah di depan ancaman nuklir implisit.

Tetapi mereka juga ingin menghindari kemungkinan bahwa perang di Ukraina, yang bukan anggota NATO, dapat meningkat menjadi perang nuklir global yang jauh lebih luas dan menghancurkan.

Para ahli mengatakan Barat tidak memiliki pilihan selain untuk menanggapi, dan tanggapan harus datang dari NATO sebagai sebuah kelompok, bukan dari Amerika Serikat saja.

Setiap tanggapan harus, "Memastikan bahwa situasi militer Putin tidak membaik dari serangan semacam itu, dan posisi politik, ekonomi, dan pribadinya menderita sebagai akibatnya," kata Wolfsthal.

Amerika Serikat menempatkan sekitar 100 senjata nuklir taktisnya sendiri di negara-negara NATO dan dapat merespons dengan cara yang sama terhadap pasukan Rusia.

Itu akan menunjukkan tekad dan mengingatkan Moskow akan bahaya tindakannya, menurut Matthew Kroenig dari Dewan Atlantik.

Namun, hal itu mungkin juga memprovokasi pembalasan nuklir Rusia, meningkatkan risiko pertukaran nuklir yang lebih besar dan bencana kemanusiaan lebih lanjut.

Risiko lain adalah beberapa anggota NATO mungkin menolak memberi tanggapan nuklir yang sama, sehingga memenuhi tujuan Putin untuk melemahkan aliansi NATO.

Rudal hipersonik Kinzhal Rusia yang mampu bawa hulu ledak nuklir taktis.(Sumber: AP Photo/Pavel Golovkin, File)

Berikan Ukraina Kemampuan untuk Menyerang Rusia?

Menjawab serangan nuklir Rusia dengan cara militer atau diplomatik yang lebih konvensional, dan memasok Ukraina dengan senjata yang lebih mematikan untuk menyerang Rusia, bisa lebih efektif, kata para ahli.

"Penggunaan nuklir Rusia mungkin membuka peluang untuk meyakinkan negara-negara yang sejauh ini enggan, seperti India dan bahkan mungkin China, untuk berpartisipasi dalam meningkatkan sanksi," kata Kroenig.

Selain itu, Amerika Serikat dapat menawarkan pesawat NATO kepada Ukraina, baterai antirudal Patriot dan THAAD, serta rudal jarak jauh ATACMS yang dapat digunakan oleh pasukan Ukraina untuk menyerang jauh di dalam wilayah Rusia.

“Apa pun batasan yang kami miliki terhadap pasukan Ukraina – dan saya pikir kami memiliki beberapa batasan – saya pikir kami menghapus semua itu,” kata Cancian.




Sumber : France24




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x