Vyacheslav Zadorenko, seorang pejabat setempat, menyebut pasukan Rusia menyiksa warga lokal dan membatasi komunikasi dengan dunia luar.
Baca Juga: Cara Ukraina Bikin Rusia Babak Belur di Kharkiv, Tipu Moskow Pakai Isu Serangan Besar ke Kherson
Zadorenko yang juga merupakan warga asli Kozacha Lopan menyebut pasukan Rusia menyita dokumen-dokumen warga. Ibunya termasuk korban penyitaan dokumen ini.
“Orang-orang melalui masa sulit, banyak warga lokal yang nasibnya tidak diketahui hingga hari ini. Banyak warga lokal mati, banyak orang dipaksa dievakuasi ke Federasi Rusia,” kata Zadorenko kepada Associated Press.
Sementara itu, seorang komandan Garda Nasional Ukraina yang tengah bertugas di Kozacha Lopan, Vitaliy mengaku unitnya tengah mencari kuburan terduga korban penyiksaan di permukiman tersebut.
Sejak Rusia meluncurkan invasi pada akhir Februari lalu, warga berbondong-bondong melarikan diri dari berbagai kota dan desa di Kharkiv. Salah satunya terjadi di Desa Kamyanka.
Desa itu tadinya berpopulasi 1.200 jiwa sebelum perang. Namun, kini, hanya ada 10 orang yang tinggal di sana.
Desa Kamyanka sendiri terletak di selatan Kharkiv, tempat pertempuran paling sengit antara pasukan Rusia dan Ukraina terjadi.
Setelah dipukul mundur Ukraina, pasukan Rusia meninggalkan Kamyanka dalam kondisi porak-poranda. Hampir setiap halaman rumah warga diseraki selongsong peluru dan serpihan bom.
Natalya Zdovorets, satu dari 10 orang yang bertahan di Kamyanka, menyebut warga desa putus hubungan dari dunia luar sejak 5 Maret 2022, awal pendudukan Rusia.
“Kami berada di ruang hampa. Kami terputus dari seluruh dunia. Kami tidak tahu apa yang terjadi,” kata Zdovorets.
“Kami bahkan tidak tahu apa yang terjadi di jalanan seberang karena kami hanya hidup di sini,” sambungnya sambil menunjuk halaman rumah sendiri.
Baca Juga: Senjata Makan Tuan: Ukraina Gunakan Tank yang Ditinggal Mundur Pasukan Rusia untuk Serangan Balik
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.