WASHINGTON, KOMPAS.TV - China mengancam Amerika Serikat (AS) bakal ada pembalasan jika menjual senjata ke Taiwan dengan nilai 1,1 miliar dolar AS atau setara Rp16 triliun.
Ancaman itu diungkapkan oleh Juru Bicara Keduataan Besar China untuk AS, Liu Pengyu, Sabtu (3/9/2022).
Dikutip dari CNN, Liu menegaskan pihaknya dengan keras menentang penjualan senjata tersebut.
Ia mengatakan langkah tersebut akan membahayakan hubungan China dan AS, serta perdamaian juga stabilitas di sepanjang semenanjunhg Taiwan.
Baca Juga: Daftar Pembunuhan Massal Terburuk di Kanada Sebelum Penikaman di Saskatchewan
Liu pun meminta Washington membatalkan persetujuan penjualan senjata tersebut.
Komentar Liu itu muncul setelah Pemerintah AS pada Jumat (2/6/2022), secara formal memberitahu kongres mengenai pengajuan penjualan.
Hal tersebut termasuk penjualan 60 rudal anti-kapal dan juga 100 rudal udara ke udara.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan penjualan itu sejalan dengan kebijakan AS untuk memberikan senjata pertahanan ke Taiwan.
Mereka juga menggambarkan penyediaan cepat senjata semacam itu sangat penting bagi keamanan Taiwan.
Namun, China menuduh langkah AS tersebut telah mengganggu apa yang mereka sebut sebagai masalah dalam negeri.
China hingga saat ini menganggap Taiwan sebagai bagian dari mereka, meski pulau tersebut memiliki pemerintahan sendiri.
China pun sejak lama berjanji akan melakukan reunifikasi dengan Taiwan.
“AS telah mengganggu masalah dalam negeri China dan merusak kedaulatan serta kepentingan keamanan China dengan menjual senjata ke Taiwan,” cuit Liu di Twitter.
Baca Juga: AS Sepakati Penjualan Senjata Senilai Rp16 Triliun ke Taiwan untuk Hadapi Tekanan China
“Ini telah mengirim sinyal yang salah untuk pasukan separatis kemerdekaan Taiwan, dan membahayakan sejumlah hubungan China dan AS, serta kedamaian dan stabilitas di semenanjung Taiwan,” katanya.
Ia pun meminta AS untuk menghormati komitmen atas kebijakan “Satu-China”.
Liu pun mengakhiri serangkaian cuitannya di Twitter dengan mengatakan Taiwan adalah bagian yang tak dapat dicabut dari China.
Selain itu juga memperingatkan China dengan tegas akan mengambil tindakan balasan yang sah dan perlu.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.