Kompas TV internasional kompas dunia

Politikus Kamboja Klaim Kiamat Segera Terjadi, Puluhan Ribu Warga Mengungsi dan Berkumpul Massal

Kompas.tv - 2 September 2022, 13:29 WIB
politikus-kamboja-klaim-kiamat-segera-terjadi-puluhan-ribu-warga-mengungsi-dan-berkumpul-massal
Otoritas Siam Reap, Kamboja bertemu dengan aktivis LDP, Selasa (30/8/2022), setelah puluhan ribu warga berkumpul di perkebunan luas di Distrik Banteay di Siam Reap karena klaim bakal adanya kiamat. (Sumber: Phnom Penh Post)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

Mereka mulai meninggalkan perkebunan Veasna di Distrik Siem Reap pada Selasa (30/8/2022), setelah diperintahkan otoritas provinsi.

Otoritas tersebut mengultimatum mereka untuk pergi atau menerima tindakan hukum.

Juru Bicara Balai Provinsi Liv Sokhon, mengatakan para warga mulai pulang ke rumah, karena mereka sudah tak percaya karena tak ada banjir yang diprediksi Veasna.

“Pada 30 Agustus, sebagian kecil pengikut mulai pulang, tetapi pada 31 Agustus, sekitar 1.000 pendukung mulai pergi dari perkebunan,” kata Sokhon, Kamis (1/9/2022) dikutip dari Phnom Penh Post.

“Sejak itu, semakin banyak dari mereka yang kemudian pergi dari tempat itu,” katanya.

Kepada para warga yang berkumpul, Sokhon mengatakan otoritas provinsi telah menyiapkan truk untuk membawa mereka pulang.

Selain itu, juga telah disiapkan ambulans, pemadam kebakaran dan juga makanan.

Ia mengatakan pihak berwenang tidak mengizinkan mereka masuk ke perkebunan, dan hanya mengizinkan orang untuk pergi.

Baca Juga: Biden Serang Gerakan MAGA yang Diusung Trump, Merasa Ancaman untuk Demokrasi

Sebagian besar pengikut Veasna yang lebih percaya perkataannya, menjadi yang terakhir pergi dangan beberapa anggota inti LDP yang tersisa di situs.

Enam aktivis LDP menandatangani surat yang mengakui kesalahan mereka dan berjanji tak mengulangi pelanggaran mereka.

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen pada Rabu (31/8/2022), memerintahkan pemerintahan provinsi untuk mengawasi situasi dari dekat.

Ia juga meminta publik untuk tak memberikan toleransi, dan tidak melakukan diskriminasi terhadap pengikutnya.




Sumber : Phnom Penh Post




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x