Utusan iklim Italia Alessandro Modiano dalam pidatonya mengatakan perang itu memiliki konsekuensi serius terhadap lingkungan, ketahanan pangan dan energi, upaya pemulihan pandemi serta mengejar tujuan pembangunan berkelanjutan.
"Oleh karena itu saya harus menekankan pemerintah saya menganggap penting untuk memiliki dalam teks akhir ini, bahasa yang jelas yang mencerminkan perang agresi Rusia yang tidak dapat dibenarkan dan tidak beralasan terhadap Ukraina," kata Modiano.
Komitmen nyata tersebut dapat diuji saat para menteri lingkungan G-20 bertemu di surga wisata Nusa Dua yang dijaga ketat untuk meletakkan dasar bagi pertemuan para pemimpin bulan November di Bali.
Dalam beberapa tahun terakhir, tanda-tanda perubahan iklim semakin mencolok, termasuk di Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau.
Baca Juga: Moeldoko : Persiapan KTT G20 Capai 90 Persen
Tahun lalu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan total 2.943 bencana, terdiri dari banjir 1.288 peristiwa, tanah longsor 623 peristiwa, dan puting beliung 677 peristiwa.
Badan tersebut mengatakan sebagian besar bencana diklasifikasikan sebagai bencana hidrometeorologis dan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim.
Lembaga pemerhati lingkungan Forum Lingkungan Hidup Indonesia memperkirakan bencana hidrometeorologi di Indonesia akan meningkat 7 persen tahun ini.
Meskipun dampak perubahan iklim semakin memburuk, pembiayaan untuk industri batubara terus meningkat di Indonesia. Antara 2014-2019, pinjaman bank untuk pembangkit listrik tenaga batu bara saja mencapai US$19,4 miliar, yang melibatkan sejumlah bank milik negara, menurut data pemerintah.
Indonesia sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara adalah pengekspor utama batu bara, minyak sawit, dan mineral di tengah kekurangan komoditas global setelah serangan Rusia ke Ukraina.
Ekspor batubara meningkat ke level rekor pada bulan Maret setelah larangan singkat pada pengiriman awal tahun ini untuk mengamankan pasokan domestik.
Anggota G20 menyumbang sekitar 80 persen dari output ekonomi dunia, dua pertiga dari populasi dunia, dan sekitar 80 persen dari emisi gas rumah kaca global.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.