KYIV, KOMPAS.TV — Ukraina mengeklaim berhasil menghancurkan jembatan dan gudang amunisi dan menggempur pos komando Rusia di Ukraina Selatan, Selasa (30/8/2022).
Ini memicu spekulasi bahwa telah terjadi serangan balasan yang telah lama ditunggu-tunggu untuk mengubah gelombang perang, seperti laporan Associated Press.
Rusia mengatakan pihaknya menangkis serangan itu, hingga menimbulkan banyak korban di pihak Ukraina.
Bentrokan terjadi di wilayah Kherson, di mana pasukan Moskow meraih keuntungan besar secara militer di awal perang.
Meski sangat sulit mencari verifikasi independen dari lapangan, Kementerian Pertahanan Inggris dalam sebuah laporan intelijen mengatakan, beberapa brigade Ukraina meningkatkan tembakan artileri mereka di sektor garis depan di seluruh Ukraina selatan.
Kota pelabuhan Kherson adalah pusat ekonomi penting dekat dengan Laut Hitam dan kota besar pertama yang jatuh ke tangan Rusia dalam perang yang dimulai enam bulan lalu.
Baca Juga: Pengapalan Pertama Gandum Ukraina ke Daerah Krisis: 23.000 Metrik Ton Sampai di Tanduk Afrika
Kantor kepresidenan Ukraina melaporkan "ledakan kuat berlanjut pada siang dan malam hari di wilayah Kherson".
Pertempuran sengit berlangsung di hampir semua wilayah. Pasukan Ukraina, kata pejabat itu, menghancurkan gudang amunisi dan semua jembatan besar di seberang Sungai Dnieper yang penting untuk membawa pasokan ke pasukan Rusia.
Militer Ukraina juga dilaporkan berhasil menghancurkan jembatan ponton di seberang Dnieper yang dibangun oleh pasukan Rusia, sekaligus menghantam selusin pos komando di wilayah tersebut dengan tembakan artileri.
Kantor berita negara Rusia Tass melaporkan lima ledakan mengguncang Kherson pada Selasa pagi. Ledakan kemungkinan besar disebabkan oleh sistem pertahanan udara yang sedang bekerja.
Di tengah pembicaraan tentang serangan balasan besar, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Senin dalam pidato lewat video mengatakan, publik "tidak akan mendengar secara spesifik dari orang yang benar-benar bertanggung jawab" tentang rencana militer Kiev, "karena ini adalah perang."
Kementerian pertahanan Inggris mengatakan sebagian besar unit Rusia di sekitar Kherson "kemungkinan kekurangan personil dan bergantung pada jalur pasokan yang rapuh" sementara pasukannya di sana sedang menjalani reorganisasi yang signifikan.
Baca Juga: AS Akan Kirim VAMPIRE ke Ukraina, Bakal Jadi Andalan untuk Hancurkan Drone Rusia
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Letnan Jenderal Igor Konashenkov menyatakan, pasukannya bertahan dengan sukses dan Ukraina kehilangan ratusan tentara, tank dan kendaraan lapis baja lainnya dalam aksi hari Senin. Namun, klaimnya tidak dapat diverifikasi secara independen.
Analis militer independen Ukraina Oleh Zhdanov mengatakan kepada The Associated Press, "akan mungkin untuk berbicara tentang efektivitas tindakan Ukraina hanya setelah kota-kota besar direbut kembali."
Dia menambahkan, pasukan Ukraina berhasil menembus garis pertahanan pertama dan kedua di wilayah Kherson beberapa kali di masa lalu, "tetapi tidak membuahkan hasil."
"Yang paling penting adalah serangan artileri Ukraina terhadap jembatan, yang kini tidak dapat digunakan lagi oleh militer Rusia," kata Zhdanov.
Perang menemui jalan buntu selama beberapa bulan terakhir dengan korban meningkat dan penduduk setempat menanggung beban penderitaan selama penembakan tanpa henti di timur dan selatan.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.