WASHINGTON, KOMPAS.TV - Keputusan Presiden Rusia, Vladimir Putin menambah pasukannya di Ukraina diyakini sebenarnya karena militer Rusia bermasalah.
Hal itu berdasarkan penilaian dari pensiunan Jenderal Amerika Serikat (AS), Letnan Jenderal Mark Herteling, Sabtu (27/8/2022).
Sejak meluncurkan serangan ke Ukraina, pada 24 Februari lalu, Rusia sempat mengalami kesulitan untuk menguasai Ukraina sepenuhnya.
Setelah gagal menduduki Ukraina, Rusia pun memfokuskan serangan ke timur Ukraina.
Baca Juga: Wow! Putin Perbolehkan Pengungsi Ukraina Bekerja di Rusia, Bahkan dapat Upah Bulanan
Meski berhasil menduduki sejumlah wilayah di sana, Rusia tetap mengalami perlawanan ketat dari Ukraina.
Pada usaha terakhirnya, Putin pun memerintahkan militer Rusia untuk menambah 137.000 tentara bar uke Ukraina.
Jumlah tersebut membuat total pasukan Rusia yang berperang di Ukraina menjadi 1,15 juta pasukan.
Dekrit Putin tersebut akan berlaku pada 1 Januari, dan akan bergantung pada sukarelawan.
Namun, menurut Hertling penambahan pasukan itu menjadi tanda yang buruk untuk Rusia.
“Itu mengatakan kepada saya bahwa mereka sedang dalam masalah,” kata Hertling dilansir dari Newsweek.
Ia pun menunjuk beberapa alasan yang menyebabkan pasukan itu, tak lantas membantu negara merekrut pasukan yang kuat.
Hal itu termasuk dalam rumor usaha perekrutan yang menargetkan orang-orang berusia 60 tahun.
Apalagi menurut Hertling saat ini unit Rusia di garis depan tengah kekurangan kekuatan.
“Apakah mereka akan menempatkan tentara baru yang direkrut melalui pelatihan dasar yang mereka miliki, dan sebenarnya sangat tak baik, serta kemudian mengirim mereka langsung ke sebuah unit untuk mencoba mempelajari operasi senjata gabungan yang sangat sulit tanpa ada pelatihan tambahan?” katanya.
Baca Juga: Slovakia Serahkan Pengawalan ke Ceko dan Polandia, Siapkan Seluruh Jet Mig-29 untuk Ukraina
“Jika itu masalahnya, mereka akan mendapatkan kesulitan. Saya tahu militer Rusia buruk, tapi saya takt ahu mereka seburuk itu,” tambahnya.
Menurut Associated Press, Rusia mengharuskan semua pria berusia antara 18 dan 27 tahun untuk menjadi wajib militer setidaknya satu tahun, tapi banyak yang menghindari karena alasan kesehatan atau studi.
Ketika serangan Rusia di Ukraina dalam beberapa bulan terakhir terhenti, Kremlin telah melakukan beberapa upaya untuk menemukan rekrutan baru.
Menurut laporan intelijen Inggris pada bulan ini, Rusia dikabarkan telah memberikan bonus uang yang besar untuk sukarelawan yang berjuang di Ukraina.
Sumber : Newsweek
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.