“Tak akan ada tempat di IDF (Pasukan Pertahanan Israel) untuk perilaku seperti ini,” tuturnya.
Media Israel mengatakan bahwa tentara itu merupakan anggita Netzah Yehuda, unit khusus dari tentara Yahudi ultra-Ortodoks, yang anggotanya terlibat dalam kekerasan di masa lalu.
Termasuk kematian warga Amerika-Palestina yang tewas setelah ditahan di pos pemeriksaan Januari lalu.
Militer Israel menegur seorang perwira senior dan mencopot dua orang lainnya, dari peran kepemimpinan atas insiden itu.
Israel menduduki Tepi Barat pada perang 1967, dan Palestina menginginkan wilayah itu menjadi bagian besar dari negara mereka.
Wilayah itu menjadi rumah dari 3 juta warga Palestina, yang hidup di bawah aturan militer Rusia, dan juga nyaris 500.000 pemukim ilegal Yahudi.
Baca Juga: Studi: Pil Covid-19 dari Pfizer Tidak Memberi Manfaat bagi Orang Dewasa Muda
Palestina sendiri melakukan beberapa serangan di Tepi Barat pada beberapa tahun terakhir, dan militer Israel mengatakan telah menghalau semuanya.
Tetapi, kelimpok Hak Asasi Manusia mengatakan tentara kerap melakukan kekerasan berlebihan kepada warga Palestina.
Israel sendiri mengatakan telah menginvestigasi dugaan pelanggaran itu, tetapi penyelidikan sering berlarut-larut selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelum dipetieskan.
Kelomppk hak asasi manusia pun mengatakan tentara jarang dimintai pertanggungjawaban.
Sumber : VOA
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.