Dikutip dari CTV News, Jumat (19/8/2022), otoritas Distrik Xianmen Jimei mengeluarkan pengumuman yang memerintahkan nelayan dan tangkapannya dites Covid-19, bulan lalu.
Pengumuman itu mengatakan bahwa sejak Juni, perdagangan ilegal dan kontak ilegal antara nelayan di Fujian dan kapal asing yang menyebarkan Covid-19 di China, menyebabkan kerusakan sosial yang besar.
Xianmen melaporkan pada Jumat bahwa kasus Covid-19 bertambah 10 lagi.
Hal tersebut membuat total jumlah kasus Covid-19 di wilayah tersebut, pada wabah terakhir menjadi 65.
Kota pelabuhan tersebut telah melakukan tiga putaran pengujian massal Covid-19 terhadap 5 juta penduduknya, yang dimulai sejak Rabu (17/8/2022).
Baca Juga: Dikepung Covid-19, 2.003 Wisatawan Terjebak di Xinjiang, Hampir 100 Ribu Dievakuasi
Profesor Ilmu Biomedikal Universitas Hong Kong, Jin Dongyan mengatakan kebijakan tersebut menyia-nyiakan sumber daya.
“Mereka seharusnya fokus terhadap orang ketimbang dengan ikan,” katanya.
Menurut Jin, menguji hasil tangkapan sama sekali tak berguna karena kemungkinan ikan itu positif dan menyebarkan virus ke manusia, sangat rendah.
“Kemungkinan nelayan itu 100 atau 1.000 kali lebih besar tertular oleh nelayan lain. Tak ada bukti bahwa ikan itu menularkan virus,” tuturnya.
Sumber : CTV News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.