Namun, Israel hanya memiliki sedikit bukti untuk menegasklan tuduhannya kepada kelompok HAM tersebut.
Baca Juga: Kemlu RI Tegur Dubes Ukraina gara-gara Singgung Indonesia yang Kecam Israel Lewat Cuitan di Twitter
Keenam organisasi membantah tuduhan tersebut, dan tiga di antaranya menentang label tersebut di pengadilan Israel.
Sementara itu Amerika Serikat (AS) mengaku prhiatin dengan penutupan kelompok HAM Palestina oleh Israel.
“Kami tak mengubah posisi atau pendekatan terhadap organisasi ini. Kami tak melihat apa pun pada beberapa bulan terakhir untuk merubahnya (posisi AS),” ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.
Bulan lalu, kelompok anggota Uni Eropa (UE) yang membiayai aktivitas dari organisasi HAM Palestina itu membantah klaim Israel.
“Masyarakat sipil yang bebas dan kuat sangat diperlukan untuk mempromosikan nilai-nilai demokrasi dan solusi dua negara,” bunyi pernyataan mereka.
Baca Juga: Jelang Piala Dunia 2022, Qatar Akan Jalani Operasi Transportasi Paling Rumit
Komisi Eropa pun mengembalikan dana yang ditangguhkan ke Al-Haq pada Juni lalu.
UE juga diharapkan untuk terus bekerja dengan kelompok lain yang terkena dampak.
Setelah penyerbuan, staf Al-Haq melepas lembaran logam yang menutupi pintu kantornya dan bersumpah untuk kembali bekerja, meski ada penyitaan komputer dan peralatan lain.
“Kami didirikan di sini bukan oleh Israel, bukan oleh keputusan mereka, dan kami akan melanjutkan pekerjaan kami,” tutur Direktur Al-Haq, Shawan Jabarin.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.