Baca Juga: Jerman Berikan 720 Juta Dollar AS kepada Penyintas Holocaust Seluruh Dunia
Werner Kraetschell, seorang pendeta yang bermukim di Berlin, menyebut isu terkait Perang Dunia Kedua masih sangat sensitif di Jerman.
"Luka dari Perang Dunia Kedua masih sangat jelas hingga hari ini. Karena kesalahan kami, pada setiap orang Jerman, terdapat suatu pengetahuan bawah sadar yang dalam tentang sisi buruk ini yang berpadu dengan seragam, senjata, tentara, brutalitas, dan perang," kata Kraetschell kepada BBC pada November 2020 silam.
Mahmoud Abbas sendiri mengomentari Holocaust ketika konferensi pers bersama Olaf Scholz. Sang kanselir pun dihujani kritik di Jerman ataupun Israel karena tidak segera membantah pernyataan Abbas.
Selain pernyataan kanselir yang berselang sehari, menanggapi komentar Abbas, Berlin dilaporkan memanggil misi diplomatik Palestina pada Rabu (17/8).
Pada Selasa (16/8) lalu, Abbas menyebut Israel telah melakukan “apartheid” dan “50 Holocaust” di Palestina.
“Sejak 1947 (awal Perang Palestina) hingga hari ini, Israel telah melakukan 50 pembantaian di 50 desa Palestina. Lima puluh pembunuhan massal. Lima puluh Holocaust,” kata Abbas.
Jerman sendiri sejak lama bersikeras bahwa istilah “Holocaust” hanya boleh digunakan untuk mendeskripsikan pembantaian Nazi terhadap sekitar enam juta Yahudi sebelum dan selama Perang Dunia Kedua.
Sementara itu, pada Rabu (17/8), kantor kepresidenan Abbas merilis pernyataan yang menindaklanjuti komentarnya di Berlin. Dalam suatu pernyataan tertulis, Abbas mengatakan bahwa ia “menegaskan kembali bahwa Holocasut adalah kejahatan paling bengis dalam sejarah modern umat manusia.”
Baca Juga: PBB Tegaskan Tetap Berpegang pada Prinsip Solusi Dua Negara untuk Palestina dan Israel
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.