"Lima puluh pembantaian. Lima puluh Holocaust," tambah Abbas.
Selama Reich Ketiga, Jerman dan kaki tangannya membunuh 6 juta orang Yahudi di seluruh Eropa.
Baca Juga: Presiden Prancis Kecam Pendahulunya yang Antiyahudi dalam Peringatan 80 Tahun Holocaust
Hari Rabu, Abbas tampaknya menarik kembali komentarnya.
Dalam sebuah pernyataan tertulis, kantornya mengatakan, "Presiden Mahmoud Abbas menegaskan kembali bahwa Holocaust adalah kejahatan paling keji dalam sejarah manusia modern."
Pernyataan itu menekankan bahwa "jawabannya tidak dimaksudkan untuk menyangkal singularitas Holocaust yang terjadi pada abad terakhir, dan mengutuknya dengan keras."
Pernyataan Abbas mengundang kecaman keras oleh para pemimpin di seluruh spektrum politik Israel.
Perdana Menteri Yair Lapid menyebut komentar itu sebagai "tidak hanya aib moral, tetapi juga kebohongan yang mengerikan."
Dani Dayan, ketua Pusat Peringatan Holocaust Dunia Yad Vashem, menyebut pernyataan Abbas tentang Holocaust "mengerikan" dan mendesak pemerintah Jerman untuk menanggapi "perilaku tak termaafkan yang dilakukan di dalam Kanselir Federal."
Baca Juga: Miris, Jerman Catat 2.700 Tindakan Rasis Anti-Yahudi pada 2021, Hampir 8 Kejadian Setiap Hari
Pernyataan itu muncul beberapa minggu sebelum peringatan yang direncanakan untuk peringatan 50 tahun serangan Munich, di mana gerilyawan Palestina membunuh 11 anggota tim Olimpiade Israel.
Kerabat para atlet Israel yang terbunuh mengatakan mereka berencana untuk memboikot upacara tersebut setelah gagal mencapai kesepakatan tentang kompensasi yang lebih besar dari pemerintah Jerman.
Kelompok Yahudi terkemuka Jerman juga mengkritik tajam komentar tersebut dan menyatakan keterkejutannya bahwa Scholz tidak segera menyangkal komentar Abbas.
Abbas "menginjak-injak ingatan enam juta orang Yahudi yang terbunuh dan merusak ingatan semua korban Holocaust," kata Josef Schuster, kepala Dewan Pusat Yahudi di Jerman.
"Pernyataan seperti itu tidak bisa dibiarkan tanpa komentar. Bahwa relativisasi Holocaust, terutama di Jerman, pada konferensi pers di Kanselir Federal, tidak tertandingi, saya anggap memalukan."
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.