Baca Juga: Pejabat AS Datang ke Jakarta, Minta Indonesia Lawan Harga Minyak Rusia
Selain Neptune, senjata yang mungkin digunakan adalah rudal anti-kapal Harpoon yang berdaya jangkau sekitar 300 kilometer.
Sementara itu, lembaga wadah-pemikir Institute for the Study of War yang berbasis di Washington menyebut kecil kemungkinan ledakan disebabkan oleh kebakaran mesiu seperti klaim Rusia. Namun, spekulasi tentang serangan rudal atau sabotase juga disebut kecil kemungkinannya.
Institute for the Study of War mengaku belum bisa menentukan penyebab serangkaian ledakan tersebut.
Insiden di pangkalan militer Rusia itu dilaporkan menewaskan satu orang dan melukai 14 lainnya.
Pada hari yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bersumpah akan merebut kembali Semenanjung Krimea untuk mengakhiri perang. Provinsi ini dianeksasi Rusia sejak 2014 silam.
Baca Juga: Sumpah Zelenskyy: Perang Rusia-Ukraina Dimulai dari Krimea, Harus Diakhiri Pembebasan Krimea
“Perang Rusia terhadap Ukraina dan lawan seluruh Eropa merdeka dimulai dengan Krimea dan harus diakhiri dengan Krimea—pembebasannya,” kata Zelenskyy.
“Hari ini, mustahil untuk mengatakan kapan ini terjadi. Namun, kami selalu menambah komponen yang diperlukan ke dalam formula untuk pembebasan Krimea,” lanjutnya.
Baca Juga: Amnesty International Tetap Berpegang pada Temuan soal Ukraina, namun Minta Maaf Sudah Bikin Marah
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.