BEIJING, KOMPAS.TV - Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China segera menggelar latihan militer gabungan usai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) mendarat di Taiwan, Selasa (2/8/2022) malam lalu. Latihan ini digelar di enam zona sekitar Taiwan.
Pada Rabu (3/8), The Global Times melaporkan bahwa Komando Palagan Timur PLA menggelar latihan blokade serta pertempuran, darat, laut, dan udara.
Pasukan PLA disebut akan berlatih hanya sejauh 12 mil laut dari pesisir Taiwan. Pengamat menyebut latihan militer ini sama saja blokade terhadap negara-kepulauan itu, mendemonstrasikan kehendak Beijing untuk mengontrol Taipei.
Menurut rilis pers Komando Palagan Timur PLA, pasukan gabungan menggelar latihan tempur realistis di lautan dan wilayah udara di utara, barat daya, dan tenggara Taiwan.
Baca Juga: Ketua DPR AS Kunjungi Taipei, Indonesia Minta Semua Pihak Tahan Diri, Akui Taiwan Bagian China
Latihan gabungan ini dilaporkan melibatkan perlengkapan tempur canggih seperti jet tempur siluman J-20, pesawat pengebom H-6K, jet tempur J-11, kapal perusak tipe 052D, kapal korvet tipe 056A, dan rudal balistik jarak pendek DF-11.
PLA dilaporkan juga akan menguji coba tembakan artileri jarak jauh melintasi Selat Taiwan. Zhang Junshe, peneliti senior di Akademi Riset Angkatan Laut PLA, menyebut uji coba tembak itu akan mendemonstrasikan sikap teguh Beijing dalam urusan Taiwan.
“Apabila rudal konvensional PLA diluncurkan dari daratan (China) ke arah barat Taiwan dan mengenai target di timurnya, ini berarti rudal akan terbang melintasi pulau itu, yang mana belum pernah terjadi sebelumnya,” kata pakar militer Zhang Xuefeng kepada The Global Times.
Zhang menambahkan, lima dari zona latihan militer PLA terletak di garis tengah Selat Taiwan, demarkasi yang memisahkan wilayah China-Taiwan yang ditetapkan sejak 1955.
Zhang menyatakan bahwa PLA akan melanggar eksistensi garis tersebut dengan tindakan nyata.
Selain itu, latihan militer PLA yang mengepung Taiwan disebut menunjukkan kapabilitas China memblokade tetangganya itu.
Aktivitas militer PLA dapat menjadi ancaman bagi jalur-jalur kapal di sekitar Taiwan, membentuk blokade penuh.
Herman Shuai, seorang purnawirawan letjen Taiwan, menyebut blokade semacam itu dapat dipaksakan kelak untuk operasi reunifikasi paksa.
“Apabila latihan militer PLA berlangsung lama, itu akan membentuk blokade substansial atas Taiwan,” kata Shuai.
PLA sendiri dilaporkan berencana menggelar latihan tempur tersebut pada 2-7 Agustus 2022.
Song Zhongping, pakar militer asal China, menyebut latihan militer PLA itu sebagai gladi perang.
“Dalam kasus konflik militer pada masa mendatang, itu (latihan militer PLA) sepertinya suatu rencana operasional yang tengah dilatih kini akan langsung diterjemahkan menjadi operasi tempur,” kata Song.
“Itu berarti kita telah memperjelas rencana tempur kepada AS dan otoritas Taiwan, dan kami cukup yakin untuk memberi tahu mereka konsekuensi dari provokasi seperti ini (kunjungan Nancy Pelos),” lanjutnya.
Baca Juga: Siapa Pelosi, Apa Misinya ke Taiwan dan Mengapa China Sampai Ancam dengan Operasi Militer?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.