WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pemimpin Al-Qaeda pengganti Osama bin Laden, Ayman al-Zawahiri atau Zawahri, tewas dalam serangan drone Amerika Serikat di Kabul, Afghanistan pada 30 Juli, pukulan terbesar bagi kelompok militan sejak pendirinya Osama bin Laden tewas pada 2011.
Zawahiri bersembunyi selama bertahun-tahun dan operasi untuk menemukan dan membunuhnya adalah hasil kerja "sabar dan gigih" oleh komunitas kontra-terorisme dan intelijen, kata seorang pejabat senior pemerintah AS kepada wartawan.
Hingga pengumuman AS, Zawahiri diisukan berada di wilayah suku Pakistan atau di dalam Afghanistan.
Berbicara dengan syarat anonim, pejabat tersebut memberikan rincian tentang operasi tersebut, seperti laporan Straits Times, Selasa, (2/8/2022).
Selama beberapa tahun, pemerintah AS mengendus jaringan yang dinilai mendukung Zawahiri, dan selama setahun terakhir, setelah penarikan Amerika Serikat dari Afghanistan, para pejabat keamanan AS mengamati indikasi kehadiran Al-Qaeda di Afghanistan.
Tahun ini, para pejabat mengidentifikasi bahwa keluarga Zawahiri, istrinya, putrinya dan anak-anaknya, pindah ke rumah aman di Kabul dan kemudian mengidentifikasi Zawahiri di lokasi yang sama.
Selama beberapa bulan, para pejabat intelijen semakin yakin mereka mengidentifikasi Zawahiri dengan benar di rumah persembunyian Kabul, dan pada awal April mulai memberi pengarahan kepada pejabat senior pemerintah.
Baca Juga: AS Klaim Bunuh Al-Zawahiri, Pemimpin Al-Qaeda Otak Serangan 11 September
Menurut data penelitian yang terbit di Fondapol, antara 1979 dan Mei 2021, setidaknya 48.035 serangan teroris yang mencatut nama Islam terjadi di seluruh dunia, di antaranya oleh Al-Qaeda.
Mereka menyebabkan kematian sedikitnya 210.138 orang, di mana ribuan umat Islam justru terbunuh serangan Al-Qaeda.
Rata-rata, setiap serangan terorisme yang mencatut nama Islam mengakibatkan kematian sekitar 4,4 orang.
Identifikasi dan kuantifikasi modus operandi dan sasarannya adalah: Bahan peledak adalah jenis senjata yang paling umum digunakan (43,9%), sedangkan militer adalah sasaran utama (31,7%), di depan warga sipil (25,0%) dan aparat kepolisian (18,3%).
Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional, kemudian memberi pengarahan kepada Presiden Joe Biden.
"Kami mampu membangun pola kehidupan melalui berbagai sumber informasi independen untuk menginformasikan operasi tersebut," kata pejabat itu.
Begitu Zawahiri tiba di rumah persembunyian Kabul, para pejabat tidak menyadari dia meninggalkannya dan mereka mengidentifikasi dia di balkonnya - di mana dia akhirnya dihantam rudal khusus yang tidak membahayakan orang lain termasuk keluarga al-Zawahiri, kata pejabat itu.
Baca Juga: Jalan Panjang Al-Zawahri, dari Dokter Muda di Klinik di Kairo Menjadi Pimpinan Al Qaida
Para pejabat menyelidiki konstruksi dan sifat rumah persembunyian, serta meneliti penghuninya untuk memastikan Amerika Serikat dapat dengan percaya diri melakukan operasi untuk membunuh Zawahiri tanpa mengancam integritas struktural bangunan dan meminimalkan risiko bagi warga sipil dan keluarga Zawahiri, kata pejabat itu.
Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden mengadakan pertemuan dengan penasihat kunci dan anggota Kabinet untuk meneliti intelijen dan mengevaluasi tindakan terbaik.
Pada 1 Juli, Biden diberi pengarahan tentang operasi yang diusulkan di Ruang Situasi Gedung Putih oleh anggota kabinetnya termasuk Direktur CIA William Burns.
Biden "mengajukan pertanyaan terperinci tentang apa yang kami ketahui dan bagaimana kami mengetahuinya" dan memeriksa dengan cermat model rumah persembunyian yang dibangun dan dibawa oleh komunitas intelijen ke pertemuan itu.
Dia bertanya tentang pencahayaan, cuaca, bahan konstruksi, dan faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan operasi, kata pejabat itu.
Baca Juga: Orang Nomor Dua Setelah Osama Bin Laden Terbunuh dalam Operasi Intelijen, AS Menunda Pengumuman
Presiden Biden juga meminta analisis tentang konsekuensi potensial dari serangan di Kabul.
Sebuah lingkaran ahli pengacara antar-lembaga senior memeriksa pelaporan intelijen dan menegaskan bahwa Zawahiri adalah target yang sah karena dia aktif berada di posisi kepemimpinan Al-Qaeda.
Pada 25 Juli, presiden Biden mengumpulkan anggota kabinet dan penasihat utamanya untuk menerima pengarahan terakhir dan membahas bagaimana pembunuhan Zawahiri akan mempengaruhi hubungan Amerika dengan Taliban, di antara masalah-masalah lain, kata pejabat itu.
Setelah meminta pandangan dari semua yang berada di ruangan itu, Biden mengizinkan "serangan udara yang disesuaikan secara tepat" dengan syarat meminimalkan risiko korban sipil.
Serangan itu akhirnya dilakukan pada 21:48 ET (08:48 WIB) pada 30 Juli 2022 oleh sebuah pesawat tak berawak yang menembakkan apa yang disebut rudal Hellfire atau "api neraka".
Sumber : Kompas TV/Associated Press/Fondapol
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.