BEIJING, KOMPAS.TV — Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) berangkat ke Beijing pada hari ini, Senin (25/7/2022), untuk kunjungan langka seorang pemimpin asing di bawah protokol ketat Covid-19 China.
Kunjungan itu juga terjadi menjelang apa yang bisa menjadi perjalanan luar negeri pertama Presiden China Xi Jinping sejak pandemi Covid-19, lebih dari dua tahun lalu seperti dilaporkan Associated Press, Senin.
Presiden Jokowi akan menjadi pemimpin dunia pertama yang bertemu dan berunding langsung dengan Presiden Xi sejak serangan Rusia ke Ukraina.
Jokowi yang menjadi tuan rumah KTT G20 di Bali pada pertengahan November mendatang, akan bertemu Xi dan Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang pada Selasa (26/7/2022).
Menurut Kementerian Luar Negeri Indonesia, Presiden Jokowi dijadwalkan akan mengadakan pembicaraan dengan PM Jepang Fumio Kishida di Tokyo pada Rabu (27/7/2022).
Kemudian bertemu Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Seoul pada Kamis (28/7/2022).
China, Jepang, Korea Selatan, dan Indonesia semuanya adalah anggota G20, kelompok yang terdiri dari 19 negara besar dan Uni Eropa.
Baca Juga: China Peringatkan Negara Kuat Lain: Laut China Selatan Bukan Taman Safari dan Arena Pertempuran
Xi Jinping yang berpartisipasi dalam pertemuan internasional hanya melalui video selama pandemi, dapat mengakhiri isolasi Covid-19 dan menghadiri G20 secara langsung, kata para analis baik di dalam maupun di luar China.
"Pembatasan selama tahun-tahun pandemi telah menyusutkan kegiatan diplomatik China," kata Zhu Feng, dekan Sekolah Studi Internasional Universitas Nanjing.
"China harus menghadapi kenyataan. Meski pandemi masih belum berakhir, China harus keluar dan mengajak masuk," sambung Zhu Feng.
China mengatakan kepada Thailand bahwa Xi akan menghadiri pertemuan forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Bangkok, tak lama setelah KTT G20.
"Jika dia tidak disibukkan dengan tanggung jawab lain," kata Tanee Sangrat, juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand.
Banyak pemimpin menggabungkan perjalanan ke APEC dan G20.
Adapun Veronika Saraswati, seorang peneliti politik internasional di Center for Strategic and International Studies, sebuah wadah pemikir (think tank) Indonesia, yakin perjalanan Jokowi ke Beijing sebagian untuk secara pribadi mengundang Xi datang ke KTT G20.
Baca Juga: Presiden Jokowi Akan Kunjungi China, Jepang dan Korsel Bahan Kerja Sama Ekonomi dan Investasi
“Ekspektasi kehadiran Presiden Xi Jinping di KTT G20 sangat tinggi,” katanya.
“Di tengah situasi ekonomi dunia yang semakin buruk akibat pandemi dan konflik Rusia-Ukraina, serta… ketegangan dengan China yang terus melonjak di kawasan Indo-Pasifik, kehadiran Xi tentu sangat dinanti dan akan memberikan kepentingan bagi keberhasilan pertemuan."
Penampilan Xi berkemungkinan akan datang setelah pengangkatannya yang diharapkan secara luas pada musim gugur ini untuk masa jabatan lima tahun ketiga sebagai kepala Partai Komunis yang berkuasa.
"Saya pikir Xi akan pergi ke G20 setelah mengamankan masa jabatan ketiganya dan dalam posisi politik yang kuat," kata Bonnie Glaser, direktur program Asia di German Marshall Fund Amerika Serikat.
Jokowi adalah salah satu dari sedikit pemimpin asing yang mengunjungi China selama pandemi dan yang pertama sejak beberapa lainnya menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing pada Februari, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin.
Rusia adalah anggota G20, dan invasinya ke Ukraina memperumit pertemuan tahunan itu, berpotensi menempatkan Putin di ruangan yang sama dengan Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin Eropa yang mengutuk invasi tersebut.
Baca Juga: Populasi China Diperkirakan Mulai Menyusut Tahun 2025, Menyusul Gagal Naiknya Tingkat Kelahiran
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi yang mendampingi Jokowi dalam lawatan luar negeri kali ini mengatakan, sejumlah isu yang akan dibahas antara lain perdagangan, investasi, kesehatan, infrastruktur dan perikanan.
Dia menyebut China, Jepang, dan Korea Selatan sebagai mitra dalam masalah ekonomi dan regional.
Xi, yang bepergian jauh sebelum pandemi, belum meninggalkan China sejak kembali dari kunjungan ke Myanmar pada 18 Januari 2020.
Lima hari kemudian, kota Wuhan dikunci karena China terjangkit virus penyebab penyakit yang kemudian dinamai COVID-19.
Xi melakukan perjalanan pertamanya ke luar daratan China sekitar tiga minggu lalu, mengunjungi kota semi-otonom Hong Kong untuk menandai peringatan 25 tahun kembalinya bekas jajahan Inggris itu ke China.
Baca Juga: Dikunjungi Kastaf Gabungan AS, Panglima TNI Singgung Militer China: Beijing Sedikit Lebih Agresif
Para pemimpin dunia juga mengadakan pertemuan satu lawan satu selama G20, sehingga dapat memberikan kesempatan untuk pertemuan langsung pertama Xi dengan Biden sejak ia menjabat pada Januari 2021.
"Ini adalah kesempatan langka untuk melakukan pertukaran tatap muka di panggung multilateral, yang sangat dibutuhkan China," kata Su Hao, seorang profesor hubungan internasional di China Foreign Affairs University.
Pertemuan semacam itu memudahkan untuk mencapai konsensus tentang masalah global yang kompleks seperti tantangan ekonomi saat ini, kata Su.
Dia menambahkan, G20 adalah kesempatan bagi Xi untuk memajukan proposal yang dia gadang-gadang tentang pembangunan dan keamanan global.
Presiden Jokowi akan menjadi pemimpin asing kedua setelah Biden yang mengunjungi Korea Selatan sejak pelantikan Yoon pada Mei.
Mereka diharapkan membahas peningkatan kerja sama ekonomi, keamanan, infrastruktur, dan industri pertahanan.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.