Pada awal Juni, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan lebih dari 1.000 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi telah dilaporkan ke WHO dari 29 negara di mana virus biasanya tidak ada.
Pada 21 Juni, Inggris mengumumkan rencana menawarkan vaksin kepada pria gay dan biseksual yang punya banyak pasangan seksual.
Para ahli WHO bertemu pada 23 Juni untuk membahas ancaman tersebut tetapi memutuskan cacar monyet bukan merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat global.
Baca Juga: Cacar Monyet di Eropa Melonjak Tiga Kali Lipat, WHO Minta Tindakan Segera
Juli: 14.000 kasus, 70 negara
Pada 8 Juli, otoritas kesehatan di Prancis juga meluncurkan tindakan pre-emptive untuk orang-orang yang dianggap berisiko, termasuk pria gay, transgender, dan pekerja seks.
Pada 14 Juli, CDC AS melaporkan lebih dari 11.000 kasus yang dikonfirmasi di sekitar 60 negara di mana cacar monyet biasanya tidak ditemukan. Sebagian besar kasus terjadi di Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada.
Jumlah infeksi di New York berlipat ganda dalam waktu kurang dari seminggu menjadi beberapa ratus. Orang-orang mengantre untuk mendapatkan vaksin, yang persediaannya terbatas.
Pada 20 Juli, Tedros mengumumkan hampir 14.000 kasus yang dikonfirmasi telah dilaporkan ke WHO tahun ini, dari lebih dari 70 negara, dengan lima kematian, semuanya di Afrika.
Dia mengatakan enam negara melaporkan kasus pertama mereka pada minggu sebelumnya, sementara beberapa negara bagian memiliki akses terbatas ke alat diagnostik dan vaksin, membuat wabah lebih sulit dilacak dan dihentikan.
WHO mengadakan pertemuan ahli baru pada 21 Juli untuk memutuskan apakah akan mendeklarasikan darurat kesehatan global.
Pada hari Sabtu, Tedros mengumumkan wabah cacar monyet sebagai "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional".
Sumber : Kompas TV/Straits Times/WHO
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.