KOMPAS.TV - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Sabtu (23/7/2022) telah mengumumkan cacar monyet sebagai keadaan darurat kesehatan global.
Menurut Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, lebih dari 70 negara telah melaporkan adanya wabah ini.
Bahkan, kata dia, kasus cacar monyet telah mencapai lebih dari 16 ribu kasus di dunia, dengan lima kematian.
"Sejauh ini ada lima kematian akibat wabah tersebut," ujar Tedros, dikutip dari BBC, Minggu (24/7/2022).
Menurut WHO, kawasan paling terdampak wabah cacar monyet adalah benua Eropa dan Amerika dengan kasus paling tinggi terjadi di 5 negara, yakni Inggris, Spanyol, Jerman, Portugal, dan Kanada.
Baca Juga: WHO Deklarasikan Darurat Global Cacar Monyet Usai Mewabah di Lebih 70 Negara
Berikut daftar negara yang melaporkan kasus cacar monyet, sebagaimana diberitakan BBC:
Australia: 41 kasus pada 19 Juli
Selandia Baru: kasus kedua pada 12 Juli
Singapura: 6 kasus pada 14 Juli
Korea Selatan: 2 kasus pada 22 Juni
Taiwan: kasus pertama pada 24 Juni
Thailand: kasus pertama pada 21 Juli
India: kasus pertama pada 14 Juli
Austria: 88 kasus pada 20 Juli
Belgia: 312 kasus pada 20 Juli
Bosnia: kasus pertama pada 13 Juli
Bulgaria: 3 kasus pada 30 Juni
Kroasia: 6 kasus pada 20 Juli
Republik Ceko: 14 kasus pada 20 Juli
Denmark: 48 kasus pada 21 Juli
Estonia: 4 kasus pada 18 Juli
Finlandia: 13 kasus pada 11 Juli
Perancis: 1.453 kasus pada 19 Juli
Georgia: kasus pertama pada 15 Juni
Jerman: 2.191 kasus pada 21 Juli
Gibraltar: 5 kasus pada 20 Juli
Yunani: 18 kasus pada 20 Juli
Hungaria: 32 kasus pada 20 Juli
Islandia: 7 kasus pada 20 Juli
Irlandia: 69 kasus pada 20 Juli
Italia: 407 kasus pada 23 Juli
Latvia: 2 kasus pada 8 Juni
Luxemburg: 10 kasus pada 20 Juli
Malta: 17 kasus pada 20 Juli
Belanda: 712 kasus pada 21 Juli
Norwegia: 46 kasus pada 20 Juli
Polandia: 40 kasus pada 20 Juli
Portugal: 588 kasus pada 22 Juli
Romania: 19 kasus pada 19 Juli
Rusia: kasus pertama pada 12 Juli
Serbia: 5 kasus pada 20 Juli
Slovenia: 26 kasus pada 20 Juli
Slovakia: 2 kasus pada 20 Juli
Spanyol: 3.125 kasus pada 19 Juli
Swedia: 77 kasus pada 21 Juli
Swiss: 216 kasus pada 20 Juli
Inggris: 2.137 kasus yang dikonfirmasi pada 19 Juli, termasuk 2.050 di Inggris, 51 di Skotlandia, 13 di Irlandia Utara, dan 23 di Wales.
Israel: 105 kasus pada 23 Juli
Lebanon: kasus pertama pada 20 Juni
Maroko: kasus pertama pada 2 Juni
Arab Saudi: kasus pertama pada 14 Juli
Afrika Selatan: 3 kasus pada 11 Juli
Uni Emirat Arab: 13 infeksi pada 15 Juni
Turki: kasus pertama pada 30 Juni.
Argentina: 12 kasus pada 13 Juli
Bahamas: kasus pertama pada 24 Juni
Bermuda: kasus pertama pada 21 Juli
Brazil: 607 kasus pada 21 Juli
Kanada: 615 infeksi pada 20 Juli
Chili: 27 kasus pada 18 Juli
Colombia: 10 kasus pada 21 Juli
Republik Dominika: 2 kasus pada 20 Juli
Ekuador: 2 kasus pada 19 Juli
Jamaika: kasus pertama pada 6 Juli
Meksiko: 39 kasus pada 14 Juli
Panama: kasus pertama pada 4 Juli
Peru: 143 kasus pada 21 Juli
Puerto Riko: 8 kasus pada 15 Juli
Amerika Serikat: 2.593 kasus pada 21 Juli
Venezuela: kasus pertama pada 12 Juni.
Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut, status darurat akan membantu mempercepat pengembangan vaksin dan penerapan langkah-langkah untuk membatasi penyebaran virus.
Baca Juga: Cacar Monyet di Eropa Tak Separah di Afrika, WHO Bimbang Pertimbangkan Status Darurat Global
Hingga saat ini, WHO telah menyatakan keadaan darurat untuk krisis kesehatan masyarakat, seperti pandemi Covid-19, wabah Ebola Afrika Barat 2014, virus Zika di Amerika Latin pada 2016, dan upaya berkelanjutan untuk memberantas polio.
Mengutip laporan BBC, virus cacar monyet pertama kali ditemukan di Afrika tengah pada 1950-an.
Meskipun telah ditemukan beberapa dekade lalu, penyakit ini tidak pernah menyebar keluar dan memicu wabah di luar benua tersebut.
Sumber : BBC/Kompas
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.