“Perintahnya adalah menembak apa saja yang terlihat,” ujarnya dari lokasi terpencil di hutan Myanmar.
Ia mengatakan sejumlah orang bersembunyi di tempat yang mereka kira adalah tempat yang aman.
“Namun saat tentara mendekat, mereka mulai kabur dan kami menembaki mereka,” kata Kopral Aung.
Kopral Aung mengakui unitnya telah menembak dan menguburkan lima orang.
“Kami juga diperintahkan membakar semua rumah di desa,” ucapnya.
Tentara lainnya, Thiha mengungkapkan apa yang telah dilakukannya di desa tersebut.
Ia bergabung dengan militer hanya lima bulan sebelum penyerbuan tersebut.
Thiha mengaku mengingat kejadian apa yang terjadi di rumah yang terbakar.
Ia melihat seorang gadis terperangkap di balik jeruji besi di sebuah rumah yang ia bakar.
“Saya tak bisa lupa teriakannya. Saya masih bisa mendengarnya di kuping, dan mengingatnya dalam hati saya,” ujarnya.
Saat ia mengatakan adanya seorang gadis di rumah yang terbakar ke kaptennya, ia malah dibalas untuk membunuh semua orang yang dilihat.
Thiha pun langsung menembakkan flare ke ruangan tersebut.
Baca Juga: Indonesia Nyatakan Masuknya Timor Leste ke ASEAN adalah Prioritas
BBC pun berhasil menemui keluarga gadis itu, yang mengatakan gadis itu memiliki masalah kejiwaan dan ditinggal di rumah saat orang tuanya pergi di rumah.
Thiha juga mengungkapkan tentang sejumlah perempuan yang mereka tangkap di Yae Myet, yang kemudian diperkosa oleh tentara Myanmar.
“Ketika menangkap wanita muda, mereka akan mengatakan ini karena kalian mendukung PDF, dan kemudian memperkosa gadis itu,” ujarnya.
Setidaknya 10 orang dilaporkan tewas pada aksi kekerasan di Yae Myet dan delapan gadis telah diperkosa pada tiga hari itu.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.