Biden telah berjanji untuk menjadikan Arab Saudi sebagai "paria" di panggung global atas pembunuhan Khashoggi pada 2018, tetapi pada akhirnya memutuskan kepentingan AS lebih besar untuk peningkatan hubungan dengan Saudi, sebagai pengekspor minyak utama dunia.
"Yang Mulia mengatakan kepada Presiden bahwa kesalahan seperti ini terjadi di negara lain dan kami melihat kesalahan seperti ini dilakukan oleh Amerika Serikat di Abu Ghraib (penjara di Irak)," kata Jubeir.
Pangeran Mohammed juga mengangkat isu pembunuhan jurnalis Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh selama serangan Israel di Tepi Barat.
Baca Juga: Biden ke Riyadh, AS dan Arab Saudi Langsung Teken 18 Deal Kerja Sama
Abu Akleh, yang bekerja untuk jaringan Al Jazeera, ditembak di kepala pada 11 Mei 2022 saat melaporkan serangan Israel di Kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki.
Warga Palestina percaya dia dibunuh dengan sengaja oleh pasukan Israel.
Israel menyangkal tentaranya menembaknya dengan sengaja, dan mengatakan dia mungkin terbunuh oleh tembakan tentara yang salah atau tembakan yang ditembakkan oleh seorang pria bersenjata Palestina.
Jubeir menolak tuduhan bahwa Arab Saudi memiliki ratusan tahanan politik.
"Itu sama sekali tidak benar. Kami memiliki tahanan di Arab Saudi yang telah melakukan kejahatan dan diadili oleh pengadilan kami dan dinyatakan bersalah," kata dia.
"Gagasan bahwa mereka akan digambarkan sebagai tahanan politik adalah konyol," ujar dia.
Sikap AS terhadap Saudi telah melunak sejak invasi Rusia ke Ukraina awal tahun ini, yang memicu salah satu krisis pasokan energi terburuk di dunia.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.