Setelah gagal merebut Kiev dan kota-kota besar lainnya di timur laut Ukraina pada awal kampanye, militer Rusia mengalihkan fokusnya ke jantung industri timur Donbas, tempat separatis yang didukung Moskow memerangi pasukan Ukraina sejak 2014.
Awal pekan ini, militer Rusia menguasai Provinsi Luhansk, salah satu dari dua provinsi yang membentuk Donbas, dan bersiap untuk melancarkan serangan ke provinsi kedua, Donetsk.
Pada tahap awal konflik, Rusia memenangkan kendali atas wilayah Kherson selatan dan bagian dari Zaporizhzhia yang bertetangga.
Moskow pada akhirnya diperkirakan akan mencoba memotong Ukraina dari pantai Laut Hitamnya sampai ke perbatasan Rumania.
Baca Juga: Menlu Rusia ke Bali Jadi Lampu Hijau Putin ke G20, Ini Kata Pengamat
Jika berhasil, itu akan memberikan pukulan telak bagi ekonomi Ukraina dan juga menciptakan koridor ke wilayah separatis Moldova di Transnistria, tempat Rusia mempertahankan pangkalan militer.
Putin menegaskan kembali klaim lama bahwa Barat menggunakan konflik di Ukraina untuk mencoba mengisolasi dan melemahkan Rusia.
"Mereka sama sekali tidak membutuhkan negara seperti Rusia," kata Putin. "Inilah sebabnya mereka menggunakan terorisme, separatisme, dan kekuatan penghancur internal di negara kita."
Dia menuduh sanksi Barat terhadap Rusia gagal mencapai tujuan untuk menabur perpecahan dan perselisihan dalam masyarakat kita dan menurunkan moral rakyat Rusia.
"Jalan sejarah tak akan terbendung, dan upaya kolektif Barat untuk menegakkan versi tatanan globalnya pasti akan gagal," kata Putin.
Mykhailo Podolyak, seorang penasihat Presiden Ukraina, menanggapi pernyataan Putin melalui Twitter. "Tidak ada rencana oleh 'kolektif Barat' dan hanya tentara Rusia yang memasuki Ukraina."
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.