Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Pertemuan Menlu G20 Berpeluang Memperparah Perselisihan Perang Rusia-Ukraina, Kenapa?

Kompas.tv - 7 Juli 2022, 05:35 WIB
pertemuan-menlu-g20-berpeluang-memperparah-perselisihan-perang-rusia-ukraina-kenapa
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken akan bergabung dengan jajaran menteri luar negeri dari negara-negara G20 yang bertemu di Bali pada Kamis (7/7/2022) hingga Jumat (8/7). Blinken diperkirakan akan menemui sejumlah situasi sulit terkait perang Rusia-Ukraina dalam forum ini. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Iman Firdaus

Sejak Rusia menginvasi Ukraina, pemerintahan Joe Biden menegaskan tidak akan ada “urusan seperti biasanya” selama perang berlangsung.

Akan tetapi, Price atau pejabat AS lain tidak bisa menjamin apakah Blinken dan Lavrov sama sekali tidak akan bertemu secara bilateral. Price sendiri enggan membeberkan apa yang disebutnya “koreografi” AS di G20.

Serangkaian agenda G20 yang berujung pada KTT November mendatang amat berbeda bagi AS dibanding KTT G-7 atau NATO.

Alasannya, banyak negara anggota yang enggan bergabung dalam gerbong AS mengutuk invasi Rusia. Di antaranya adalah Brasil, Afrika Selatan, dan India.

Mengingat perbedaan yang ada, kemungkinan akan sulit mencapai konsensus di G20 untuk memitigasi dampak dari perang Rusia-Ukraina ke pasokan energi dan pangan.

Oposisi untuk Barat diyakini akan datang dari pihak Rusia dan China. Namun, Washington menegaskan kehadiran dua negara itu tak akan menghentikan upaya mereka mendesakkan konsensus.

Baca Juga: Zelensky Tantang Jokowi: Gandum Ukraina Harus Sampai ke Indonesia

AS ingin G20 menyokong inisiatif Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membebaskan sekitar 20 juta ton gandum Ukraina untuk diekspor ke Timur Tengah, Afrika, dan Asia.

“Kami ingin G20 meminta pertanggungjawaban Rusia dan mendesak (G20) agar mendukung inisiatif (PBB) ini,” kata Ramin Toloui, asisten menteri luar negeri AS bidang ekonomi dan bisnis.

Kebanyakan negara G20 sendiri mendukung pelonggaran blokade Rusia di Laut Hitam untuk memberi jalan ekspor gandum, termasuk Indonesia yang memegang presidensi G20.

Perbedaan-perbedaan yang ada membuat pertemuan antarmenteri luar negeri G20 dapat berlangsung sengit.

Di lain sisi, kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin ke KTT di Bali masih dipertanyakan.

AS menegaskan bahwa Putin seharusnya tidak boleh hadir. Namun, jika Putin hadir, Washington mendesak Indonesia untuk mengundang serta Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Baca Juga: Apakah KTT G20 Jadi Momen Pertemuan dan Diskusi untuk Putin- Zelenskyy?


 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x