Pengakuan UNESCO itu pun disambut baik oleh Ukraina.
“Kemenangan dalam perang Borsch adalah kami,” ujar Menteri Kebudayaan Ukraina Oleksandr Tkachenko dilansir dari BBC.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mencemooh langkah tersebut, dan menyatakan bahwa hidangan versi Rusia tak perlu dilindungi.
Sebelumnya pada 2020, Ukraina telah mendaftarkan hidangan itu agar masuk ke dalam daftar warisan budaya yang terancam punah.
Keputusan untuk menambahkannya ke daftar itu rencananya akan dibuat pada 2023.
Namun, UNESCO mengungkapkan proses pengambilan keputusan dipercepat karena invasi Rusia ke Ukraina, dan dampak negatifnya pada tradisi hidangan itu.
“Kami akan memenangkan kedua perang, baik perang Borsch dan juga peperangan ini,” ujar Tkachenko bereaksi atas berita itu.
Baca Juga: Dikira Tenggelam dan Habiskan Biaya Pencarian Rp18 Miliar, Pemuda Ini Ternyata Cuma Sembunyi
“Kami akan senang membagikan Borsch dan resepnya dengan semua negara beradab. Negara yang tak beradab juga akan kami bagi, sehingga mereka memiliki setidaknya sesuatu yang baik, enak dan sangat Ukraina,” tambahnya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zarakhova pun mencemooh langkah tersebut.
“Borsch kami tak perlu dijaga, tetapi harus tunduk pada kehancuran segera dan total di piring,” pernyataan dengan nada mengejek Zarakhova di Telegram.
“Humus dan plov (pilau) telah dinyatakan sebagai hidangan nasional beberapa negara. Tapi seperti yang saya pahami semuanya menjadi subyek untuk Ukrainasasi. Apa selanjutnya? Apa babi dinyatakan sebagai hindangan nasional Ukraina?” tambahnya.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.